Sunday, April 12, 2020

Nahwu_Pembagian Kalam


Assalamualiakum kawan-kawan yang berbahagia. Kemaren kita telah belajar tentang Kalam, dan sekarang kita lanjutkan ke materi Pembagian Kalam. Setelah kita tahu apa itu kalam? Kemudian kita lanjut ke pembagian kalam. Ok kawan, pastinya kepo kan..... langsung aja simak materi berikut....

Pembagian Kalam
Ulama Nahwu membagi kalam menjadi tiga macam yaitu kalam thalab, kalam khabar, dan kalam Insya’.
1.      Kalam Thalab (كلام الطلب)
هُوَ مَا يَتَأَخَّرُ وُجُوْدُ مَعْنَاهُ عَنْ وُجُوْدُ لَفْظِهِ
“Kalam yang wujudnya makna mendahului wujudnya lafazh”
Kalam Thalab kemudian dibagi menjadi tiga :
a.       Thalab Amar (طلب الأمر)
هُوَ طَلَبُ الْأَعْلَى اِلَى الْأَدْنَى
“permintaan (perintah) dari orang (dzat) yang derajatnya tinggi kepada orang yang derajatnya berada di bawahnya”
Seperti  perintah Alloh SWT kepada hambaNya أَقِيْمُوا الصَّلَوةَ  (dirikanlah oleh kalian shalat)
b.      Thalab Du’a (طلب الدعاء)
هُوَ طَلَبُ الْأَدْنَى اِلَى الْأَعْلَى
“permintaan dari orang yang derajatnya renah kepada orang (dzat) yang derajatnya tinggi”
Seperti permintaan (do’a) manusia kepada Alloh SWT اللّهمَّ اهْدِنِي فِيْمِنْ هَدَيْتَ
“Ya Alloh, berikanlah aku petunjuk sebagaimana mereka yang telah Engkau beri petunjuk.”
c.       Thalab Iltimas (طلب الالتماس)
هُوَ طَلَبُ الْأَدْنَى اِلَى الْأَدْنَى
“Permintaan seseorang kepada orang lain yang setara derajatnya.”
Seperti kalimat أَسْقِنِي مَاءً  (saya minta air kepadamu).
2.      Kalam Khabar (كلام الخبر)
هُوَ مَا يَحْتَمِلُ الصِّدْقَ وَالْكِذْبَ لِذَاتِهِ
“ kalam yang mengandung kebenaran atau kebohongan”
Benar atau bohong, tergantung pada mutakallim. Apakah dia jujur atau berbohong saat mengatakannya.
Contoh kalam khobar yang mengandung kebenaran seperti sabda Rosululloh SAW yang diriwayatkan oleh imam Muslim.
اِنَّ الْاِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيْباً وَسَيَعُوْدُ غَرِيْبًا
“Isalm datang dengan keadaan yang asing dan akan kembali pula dalam keadaan asing”
3.      Kalam Insya’ (كلام الانشاء)
هُوَ مَا يُقَارِنُ وُجُوْدُ مَعْنَهُ عَنْ وُجُوْدِ لَفْظِهِ
“Kalam yang lafazh dan maknanya jatuh bersamaan.”
Seperti ucapan seorang suami yang mentalak istrinya: أَنْتِ طَالِقٌ  yang asalnya أَنَا طَالِقٌ وَأَنْتِ مُطَلَّقَةُ  (Saya orang yang mentalak, dan kamu wanita yang ditalak), maka pada saat itu pula, seorang istri telah pisah dengan suaminya.


Sekian sobat ,, materi tentang pembagian kalam. Ada yang mau ditanyakan? Atau masukan-masukan atau kritikan-kritikan bahkan saran-saran, silahkan ditulis dikolom komentar ya soobb

No comments:

Post a Comment

Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia

 Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia Oleh : Sukron Ibnu Rofiq Banyak kasus pelanggaran di Indonesia yang mencermink...