PEMBAHASAN
A.
Pengertian Amil Nawasib
Amil nawasib merupakan diantara amil yang masuk pada fi’il mudhore.
Sesuai dengan namanya amil nashob atau nawasib
ini bisa membuat fi’il mudhore berubah i’rob menjadi nashob.[1]
B. Pembagian Amil Nawasib
Amil yang
menashobkan fi’il mudhore itu ada 10
1. ان (bahwa)
Yang dimagsud An disini ialah huruf masdariyyah, huruf
nashob, huruf istiqbal.
Dinamakan masdariyyah sebab huruf An serta fi’ilnya
dita’wili atau dikira kirakan dengan bentuk masdar. Dinamakan huruf nashob
sebab menashobkan fi’il setelahnya. dinamakan huruf istqbal sebab An mem
mustaqbalkan zamannya fi’il setelahnya yang asalnya mungkin zaman istiqbal dan
haal. Contoh :
يُرِيْدُا للهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ اي اَلتَّخْفِيْفَ
(Alloh menghendaki untuk meringankan sesuatu dari kalian)
Adapun An yang bukan masdariyyah tidak menashobkan fi’il
mudhore, seperti
a. أَنْ مُفَسِّرَةُ بِمَعْنَى أَيْ
Yaitu An yang jatuh setelah jumlah yang bermakna qaul
(ucapan) seperti jatuh setelah lafadz أَوْحَى .
An mufassiruh ini bermakna أَى التَّفْسِيْرِيَّةْ . Contoh :
فَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِ أَنْ اصْنَعِ الْفُلْكَ
(aku telah memberi wahyu kepadanya, yakni
bikinlah perahu!)
Lafadz yang jatuh
setelah An اصنع الفلك menafsiri arti أوحينا إليه
b. أَنْ مُخَفَّفْ مِنَ الثَّقِيْلَةْ
Yaitu An yang jatuh setelah kalimah fi’il yang menunjukan
kata makna yaqin. Adapun lafadz atau fi’il yang jatuh setelah An tersebut di
baca rofa’. Contoh :
أَفَلَايَرَوْنَ أَلَّايَرْجِعُ إِلَيْهِمْ قَوْلًا
أَىْ أَنَّهُ
(Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa
patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka.)
عَلِمَ أَنْ سَيَكُوْنُ مِنْكُمْ مَرْضَى أى أَنَّهُ
(Dia mengetahui bahwa akan ada diantara kamu
orang orang yang sakit.)
An dalam 2 contoh dinamakan An mukhoffaf minats tsaqilah
karena fi’il sebelumnya berartikan yaqin يَرَوْنَ , عَلِمَdan
fi’il setelahnya dibaca rofa’ يَرْجِعُ,
سَيَكُوْنُ
c. أَنْ زَائِدَةْ
Adalah An yang jatuh setelah huruf lammaa, An ini tidak ada artinya contoh:
فَلَمَّا أَنْ جَاءَ الْبَشِيْرُ
(Maka ketika telah datang orang yang memberi
kabar gembira).
2. لن (tidak akan)
Yaitu huruf nafi, nashob, dan istiqbal. Dinamakan huruf
nafi sebab menafikan pekerjaan pada zaman istqbal. Dan dinamakn huruf nashob,
sebab menashobkan fi’il yang jatuh setelahnya. Dan dinamakan huruf istqbal,
sebab di mustaqbalkan zamannya fi’il yang berada setelahnya. Contoh
لَنْ يَقُوْمُ زَيْدٌ
(Zaid tidak akan berdiri).
Lafadz يَقُوْمُ sbelum kemasukan Lan artinya mutsbat,
dibaca rofa’, dan zamannya mungkin khal dan istqbal, setelah kemasukan lan
artinya menjadi nafi, dibaca nashob dan zamannya tertentu istqbal.
3. إِذَنْ
(kalau begitu)
Yaitu huruf jawab, jaza, nashob,dan istqbal. Dinamakan
huruf jawab, sebab إذن berada dalam kalam
yang menjadi jawab dari kalam sebelumnya. Dan dinamakan huruf jaza, sebab kalam
yang bersamaan dengannya menjadi balasan bagi kandungan kalam sebelumnya.
Contoh :
أَزُوْرُكَ
(saya akan berkunjung kepadamu)
Lalu dijawab:
إِذَنْ أَكْرِمَكَ
(Kalau begitu aku akan menghormatimu.)
Datangnya lafadz إِذَنْ أَكْرِمَكَmenjadi jawab dari
lafadz أَزُوْرُكَ
dan menghormati merupakan
jaza (balasan ) dari ziarahnya seseorang.
Syarat إذن menashobkan fi’il
mudhore
Ada 3 syarat yang harus dipenuhi oleh إذن ketika hendak menashobkan fi’il mudhore
a. إذن harus berada
dipermulaan kalam, yakni إذن tidak didahului oleh
sesuatu yang masih ada kaitannya dengan jumlah setelahnya. Contoh :
أَزُوْرُكَ lalu dijawab إِذَنْ أُكْرِمُكَ
maka, إذن tidak beramal
menashobkan fi’il mudhore apabila didahului oleh sesuatu.
b. Fi’il yang jatuh setelah إذن harus berzaman istqbal. Apabila fi’il yang setelahnya berzaman
khal, maka tidak bisa beramal menashobkan fi’il setelahnya. Contoh :
إِذَنْ أُصَدِّقُكَ Kalau begitu aku percaya. Menjadi
jawab إِنِّى أُحِبُّكَ
(aku mencintaimu)
zamannya lafal أصدق yaitu khal,sebab
perkataan membenarkan itu langsung terjadi setelah seseorang mengatakn cinta.
c. Antara إذن
dan fi’ilnya tidak dipisah dengan lafadh lain selain qosam dan la nafiyah.
Apabila إذن dipisah oleh lafadh lain selain qosam dan
la nafiyah maka tidak bisa beramal menashobkan. Contoh :
إِذَنْ هُمْ يَقُوْمُوْنَ بِاْلوَاجِبِ
Apabila pemisahnya berupa qosam dan la nafiyah maka إذن tetap beramal menashobkan. Contoh :
إِذَنْ وَاللهِ لِأِفْعَلَ
(Kalau begitu demi Allah aku akan melakukan)
4. كَيْ
(agar / supaya)
Yang dimaksud كي
disini adalah kay mashdariyyah yang sebelumnya didahului lam ta’lil secara
lafadh atau taqdir. Dinamakan mashdariyyah karena kay beserta fi’il setelahnya
dita’wil atau dikira-kirakan bentuk mashdar. Contoh :
جِئْتُ كَيْ تُعَلِّمَنِى اى لِتَعْلِيْمِي
(Aku datang padamu agar engkau mengajariku)
Pembagian كي
كي ada
3 macam :
1) كَيْ اَلْمَصْدَرِيَّةْ
Yaitu كي yang didahului lam
ta’lil baik lafdhan atau taqdiran.كي
inilah yang beramal menashobkan fi’il mudhori’. Contoh :
لِكَيْ تُكْرِمُنْي جِئْتُ كَيْ أَقْرَأَ
ini ketika anda mengira-ngirakan wujudnya lam sebelumnya.
2) كَيْ اَلتَّعْلِيْلِيَّةْ
Yaitu كي yang setelahnya
terdapat lam ta’lil atau an mashdariyyah. Contoh :
جِئْتُ كَيْ لِأَقْرَأ أى أَنْ أَقْرَأَ
(Aku datang agar aku membaca)
جِئْتُ كَيْ أَنْ تُكْرِمَنِي
(Aku datang agar kamu memuliakanku)
Dalam contoh ini كي
tidak menashobkan, akan tetapi yang menashobkan adalah an mashdariyyah yang
dikira-kirakan jatuh setelah lam ta’lil dalam contoh pertama. Dan an
mashdariyyah dalam contoh ayng kedua.
3) كَيْ
yang mungkin mashdariyyah dan ta’liliyah
Yaitu كي yang sebelumnya tidak
terdapat lam baik secar lafadh atau kira-kira dan setelahnya tidak terdapat an
mashdariyyah dan lam. Contoh :
جِئْتُ كَيْ تُكِرمَنِي
Kalau mengira-ngirakan ada lam sebelum كي maka yang menashobkan تُكْرِمَنِي
adalah كي. Tetapi kalau mengira-ngirakan ada an atau
lam setelah كي maka yang menashobkan adalah an yang
dikira-kirakan.
5. لاَمُ كَيْ
(supaya/agar/untuk)
Yaitu lam yang dicetak untuk menunjukkan makna ta’lil.
Dinamakan لام كي , karena كي bisa mengganti kedudukan lam ta’lil,
sebagaimana keterangan كي di atas. Contoh :
جِئْتُ لِأِزُوْرَك
(aku mendatangimu karena/untuk mengunjungimu)
Yang menashobkan lafadh أزورك
bukan dzatiyah lam, akan tetapi an mashdariyyah yang dikira-kirakan secara
jawaz, sehingga boleh mengatakan لِأَنْ أزُوْرَكَ
.
Pembagian لام كي
لام كي ada
tiga macam. Dan dari tiga macam ini fungsinya sama yaitu menashobkan fi’il
mudhori’, walaupun yang menashobkan bukan dzatiyah لام
كي akan tetapi an mashdariyyah yang dikira-kirakan secara jawaz.
1) لَامُ التِّعْلِيْلِ
Yaitu lam yang menunjukkan bahwa lafadh setelah lam
menjadi sebab dari wujudnya lafadh sebelum lam. Contoh :
جِئْتُ لِأَزُوْرَكَ أى لِأَنْ
(aku datang karena/untuk mengunjungimu)
Lam dalam contoh disebut lam ta’liliyah, karena lafadh أزور (menjenguk/berkunjung) menjadi sebab
wujudnya جاء (datang).
2) لاَمُ اْلعِاقِبَةُ
Yaitu lam yang menunjukkan bahwa lafadh setelahnya
merusak kandungan kalam yang sebelumnya. Contoh :
فَالْتَقَطَهُ اْلَ فِرْعَوْنَ لِيَكُوْنُ لَهُمْ
عَدُوًّا وَحَزَنًا أَىْ لِأَنْ
(Keluarga Fir’aun mengangkat anak Musa supaya menjadi musuh dan
bikin susah)
Lam yang terdapat dalam contoh dinamakan lam ngaqibah,
karena lafadh setelah lam merusak kandungan kalam sebelumnya. Sebab yang
namanya mengangkat anak mestinya untuk menjadi penenang hati dan disayang, tapi
dalam contoh malah supaya menjadi musuh dan bikin susah.
3) لاَمٌ اَلزَّائِدَةْ
Yaitu lam yang jatuh setelah fi’il muta’addi (kedudukan
lafadh setelah lam menjadi maf’ul bih dari fi’il muta’addi). Contoh :
إِنَّمِا يُرِيْدُ اللهُ لِيُدْهِبَ عَنْكُمْ
الرِّجْسَ أى لِأَنَّ
(Sesungguhnya Allah hanya ingin menghilangkan kotoran dari
mereka)
Lam yang terdapat dalam contoh dinamakan lam zaidah sebab
keberadaan lafadh setelah lam (يدهب..)
menjadi maf’ul bih dari fi’il muta’addi) يريد.(
6. لَامُ اْلجُحُوْدِ
(untuk)
Yaitu lam yang jatuh setelah lafadz مَا كَانَ atau لَمْ يَكُوْنُ
Contoh:
وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَ
أَنْتَ فَيْهِمْ أى لِأَنْ يُعَذِّبِهِمْ
(Dan
tidak selayaknya Allah menyiksa kaum sementara sementara kamu ada di dalamnya)
لَمْ يَكُنِ اللهِ لِيَغْفِرَلَهُمْ
(
Allah tidak mengampuni mereka)
7.
Huruf حَتَّى
(sehingga)
Yaitu huruf nashib yang berfaidah
a.
غَا يَةْ yakni kandungan lafadz sebeleum حتى menjadi berkhir dengan sebab wujudnya lafadh setelah حتى .
adapun ciri-ciri حتى
berfaidah ghoyah yaitu posisi pantas ditempati oleh huruf الى. Contoh:
حَتَّى يَرْجِعُ اِلَيْنَا مُوِسَى أى اِلَى
(sehingga Musa kembali pada kami)
b.
تَعْلِيْلِ ,
yakni kandunga lafadz sebelumحتى menjadi sebab
wujudnya lafadz setelahnya. Ciri-cirinya adalah posisi حتى pantas ditempati .
c.
contoh :
أَسْلِمْ حَتَّى تَدْخُلِ اْلجَنَّةَ أى كَيْ
( Masuklah agama Islam agar masuk surga)
8.
Menjawab dengan huruf فَاءْ
atau وَاوُ
Yaitu Fa’ yang berfaidah sababiyah, dan wawu
berfaidah ma’iyyah dan terlakunya fa’ dan wawu ini ketika menjadi jawab dari
kalam nafi dan tholab. Contoh :
Kalam Nafi :
لَمْ تُرْحَمْ فَتُرْحَمَ
(belum disayang, maka menjadi sebab akan
disayang)
لاَنَأْمُرُ بِاْلخَيْرِ وَنُعْرِضُ
(kami tidak menyuruh berbuat kebaikan
serta/ sementara kami berpaling)
Kalam Tholab :
هَلْ تُرْحَمُوْنَ فَتُرْحَمُ
(apakah kalian menyayang, maka menjadi sebab
kalian disayang)
لاَتَأْمُرُوْا بِاْلخَيْرِ وَتُعْرِضُوْا غَنْهُ
(jangan kalian menyuruh berbuat kebaikan
serta/sementara kalian berpaling)[2]
9.
Fa’ sababiyah
Terletak setelah fa’ sababiyah yang menjadi jawab nafi dan tholab
yang mahdoh diantaranya:
a. Yang terletak setelah nafi
Yang dimaksud nafi yang mahdodh yaitu nafinya
murni dari makna isbat.
Contoh:
مَاتَأْتِيْنَا فَتُحَدّثَنَا
(kamu tidak datang padaku sehingga kamu bercerita padaku.)
Takdirnya فَأنْ
تُحَدَّثَنَا
a.
Yang terletak setelah tholab
Yang dimagsud tholab mencakup pada amar, nahi, do’a, istifham,
irid, tahdid dan tamanni contoh :
a)
Dalam amar
أَقْبِلْ
فَأُحْسِنَ إِلَيْكَ
b)
Dalam Nahi
Yaitu kalam
yang menunjukan arti larangan. Contoh:
لاَ تَضْرِبْ زَيْدًا وَيَغْضِبَ
(Jangan kau pukul zaid sementara dia sedang
marah )
c)
Dalam Do’a
Yaitu kalam
yang mengandung unsur do’a. Contoh :
رَبَّ وَفِّقْنِى وَأَعْمَلَ صَا لِحًا
(wahai
tuhanku, berikan aku taufiq, bersamaan aku sedang berbuat amal sholeh )
d)
Dalam istifham
Yaitu kalam
yang mengandung pertanyaan. contoh :
هَلْ تُكْرِمُ زَيْذًا فَيُكْرمَكَ
(apakah zaid di rumah ? bersamaan aku pergi
kerumahnya)
e)
Dalam ‘irid
Yaitu menyuruh
atau meminta dengan cara halus. Contoh :
أَلاَ تَنْزِلْ عِنْدَنَا وَتُصِيْبَ خَيْرًا
(henddaklah singgah di rumahku, bersamaan atau
sementara engkau mendapatkan kebaikan.)
f)
Dalam takhdlid (memerintahkan dengan keras)
Yaitu menyuruh
atau meminta dengan cara keras atau kasar . contoh :
هَلاَّ أَكْرَمْتَ زَيْدًا فَيَشْكُرَكَ
(kenapa engkau tidak menghormati zaid, sementara ia
akan berterimakasih)
g)
Dalam tamanni[3]
Yaitu kalam
yang mengandung harapan sesuatu yang tidak mungkin terjadi, atau mungkin sulit.
Contoh :
لَيْتَ لِى مَا لًا وَأَحِخَّ
(semoga saya memiliki harta banyak, sementara aku bisa
berangkat haji)
10. Huruf اَو [4]
Yaitu huruf yang menggunakan makna
atau . contoh :
a. Yang bermakna
Dengan ciri-ciri, lafadh setelah
maknanya bisa diraih atau didapat sedikit demi sedikit.
لَأَسْتَسْهِلَنَّ الصُّعْبَ
أَوْأُدْرِكَالْمُنِى فَمَا
انْقَادَتْالْاَمَالُ إِلاَلِصَابِرٍ
(sungguh aku menganggap mudah suatu kesulitan,
sehingga aku meraih apa yang di cita-citakan, tidaklah suatu cita-cita bisa
diraih terkecuali dengan sabar). Kata اَوْ dalam syi’ir bermakna اِلَى karena أُدْرِكَ المُنَى
(meraih) bisa didapat atau diraih dengan bertahap atau pelan-pelan,
melewati perjalanan dan kesulitan dulu.
b.
Yang bermakna إِلاَّ
Dengan ciri-ciri, bahwa lafadh setelah اَوْ
maknanya bisa diraih atau didapat dengan cara sekaligus atau tidak bertahap.
Contoh :
لَتَقْتُلَنَّ الْكَافِرَ اَوْ يُسْلِمَ
(sungguh aku akan membunuh orang kafir,
kecuali dia masuk islam).
لَأَحْقِرَنَّكَ أَوْ تَأْتِيَ مَا يَلْزَمُ
عَلَيْكَ
(niscaya aku akan membinakanmu, kecuali kamu
melakukan pekerjaan yang sudah menjadi kebiasaanmu).
اَو
Dalam contoh bermakna اِلَى karena إِسْلَامْ (masuk islam ) dan تَأْتِىي مَا يَاْزَمُ (pekerjaan
yang menjadi kebiasaan) dengan
spontan bisa langsung hasil, sebb islam bisa hasil dengan membaca dua kalimah
syahadat. Begitu juga pekerjaan yang menjadi kebiasaan akan mudah hasil.
Do this hack to drop 2lb of fat in 8 hours
ReplyDeleteWell over 160,000 men and women are trying a easy and SECRET "water hack" to burn 2 lbs each night as they sleep.
It is painless and works all the time.
You can do it yourself by following these easy steps:
1) Hold a drinking glass and fill it up half glass
2) And then use this proven HACK
you'll become 2 lbs skinnier the very next day!