Saturday, March 16, 2019

Makalah Penyusunan Jadwal Pelajaran

Makalah administrasi pendidikan
Penyusunan jadwal pelajaran

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu merupakan seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Diantara cabaptyng dari ilmu tersebut terdapat ilmu terapan yaitu administrasi dalam bidang pendidikan. Administrasi pendidikan adalah proses atau upaya pencapaian suatu tujuan pendidikan dengan memperhatikan berbagai komponen pendidikan sehingga dapat melakukan perbaikan sistem pendidikan dengan memanfaatkan berbagai perangkat pendukung aktivitas belajar dan mengajar.
Administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari orang-orang yang menguasai administrasi dalam sekolah. Orang sering menganggap remeh administrasi tersebut, padahal jika administrasi dipegang oleh orang-orang yang kurang terampil maka administrasi tersebut akan berantakan. Orang yang memegang administrasi adalah orang yang suadah trlatih dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu atau pelatihan). Administrasi tidak hanya dalam hal keungan saja tetapi juga dalam kerapian (keteraturan) kita dalam pembukuan.
Ibarat orang akan menabang pohon, dia membutuhkan peralatam yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan penebanagn pohon tersebut. Sementara itu dalam proses penyelenggaraan pendidikan, kelancaran pembelajaran dpat dilihatdari jadwal pembelajaran yang telah disusun. Jadwal pelajaran inilah yang menjadi alat untuk memperlancar penyelenggaraan proses pembelajaran. Jadawal pelajaran menjadi sangat krusial dalam proses pembelajaran. Mengingat pentingnya jadwal yang dimaksud, maka jadwal disusun dengan berpegang dari data-data yang ada. Jadwal pelajaran juga dijadikan pedoman semua warga sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
Rumusan Masalah
Apa saja syarat penyusunan jadwal pelajaran?
Bagaimana komponen - komponen dasar pembuatan jadwal pelajaran?
Apa saja prinsip pembuatan jadwal pelajaran?
Bagaimana langkah – langkah membuat jadwal pelajaran?
Tujuan penulisan
Untuk menjawab rumusan masalah diatas, dan sebagai bahan evaluasi serta rujukan mahasiswa dalam mengenali bagaimana cara mengkritisi dn mengidentifikasi sebuah jawal pelajaran.













BAB II
PEMBAHASAN
Syarat Penyusunan Jadwal Pelajaran
Satu hal yang harus diketahui oleh pembuat jadwal pelajaran, bahwa jadwal pelajaran disusun untuk diikuti dengan kegiatan pembelajaran. Sehingga siswa diminta untuk mendengarkan, memahami, mencermati dan mampu menjawab pertanyaan atau tes yang diberikan kepadanya. Kegiatan tersebut memerlukan adanya energi (makanan, minuman dan nutrisi) pada diri siswa.
Oleh karena semua kegiatan membutuhkan energi , maka penyusun jadwal pelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini :
Adanya selingan antara pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya agar tidak menjemukan.
Seperti telah kita maklumi bahwa , dilihat dari tingkat kesukarannya matapelajaran memiliki karakteristik sendiri-sendiri, sekalipun sebutan suatu mata pelajaran dikatakan sulit atau tidak bersifat relatif. Sebagai contoh mata pelajaran : matematika, fisika, kimia , Bahasa Inggris, Bahasa Arab (dikatakan)  lebih sulit jika dibanding dengan mata pelajaran : IPS , sejarah , Bahasa Indonesia dan sejenisnya. Agar siswa dapat menyerap semua materi dengan pembelajaran dengsn baik, dan sekaligus dapat membagi energi untuk memahami materi yang sedang dipelajari , maka penyusunan jadwal pelajaran hendaknya dilakukan secara selang-seling , yaitu ada yang berat, sedang dan terakhir mata pelajaran yang ringan.
Jam pelajaran jangan  terlalu lama.
Setiap kegiatan membaca, melihat ,mencermati dan apalagi memahami membutuhkan konsetrasi yang baik dan fokus. Kegiatan konsentrasi jelas membutukan kemampuan kerja otak dalam berpikir. Jika kerja otak berlangsung secara terus-menerus karena merespon materi pembelajaran, maka lama-kelamaan kerja otak akan mengalami kejenuhan dan kelelahan. Disinilah arti pentingnya memberi batas berapa lama otak harus bekerja merespon suatu materi. Secara umum otak mampu merespon obyek per materi pembelajaran antara 70 s/d 100 menit atau antara 2 s/d 3 pelajaran.
Contoh , mata pelajaran yang sesuai dengan kurikulum ditetapkan sebanyak 8 jam pelajaran maka pembagian yang paling baik adalah ; 2.2.2 dan 2, atau paling tidak 3,3 dan 2 , dan jangan sampai dibagi atau dibuat 4 dann 4 perminggunya.
Masing-masing pelajaran dicarikan waktu yang tepat.
Setiap mata pelajaran memiliki tingkat kedalaman dan cangkupan materi yang berbeda-beda. Materi yang bahasannya luas dan kajiannya mendalam sudah barang tentu memiliki kesulitan yang cukup berat. Agar siswa tetap folus dan mampu memahami materi pelajaran dengan baik hendaknya  diletakan diwaktu pagi (misalnya mata pelajaran : matrmatika,fisika dan sejenisnya), sementara untuk mata pelajaran yang agakberat diletakan di waktu siang hari (setelah jam istirahat pertama) dan untuk mata pelajaran yang ringan bisa diletakan di akhir.
Harus disediakan waktu istirahat agar siwa tidak terlalu lelah
Proses pembelajaran sangat sangat memerlukan energi, penggunaan energi diwujudkan dengan penggunaan otak, penglijatan, pendengaran , perenungan, dan pemahaman. Pada saat proses pembelajaran , maka semua indera anak digunakan untuk merespon obyek materi pembelajaran. Pemusatan seluruh kemampuan terhadap obyek/materi pembelajaran, yang berlangsung secara terus-menerus, pada akhirnya akan menimbulkan kelelahan bagi siswa.
Disinilah arti pentingnya pembuatan dan penyusunan jadwal perlu adanya istirahat. Masa istirahat belajar siswa berdurasi anara 15 s/d 20 menit, dengan plotting jam pelajaran dalam suatu harinya adalah 2,2, istirahat dan 2 jam pelajaran.
Pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah, program studi diatur dalam tiga kelompok. Pertama; program pendidikan umu, kedua;  program pendidikan akademik, ketiga; program pendidikan keterampilan. Bidang studi tersebut seperti; Bidang Studi Pendidikan Agama , PPKn, Penjas, dan Kesenian dikelompokkan kedalam program pendidikan umum. Program pendidikan akademik meliputi Bidang Studi Bahasa, Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika. Program Pendidikan akademik bidang studinya berkaitan dengan keterampilan. Maka metode yang digunakan lebih berorientasi pada masing – masing ranah ( kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang terdapat dalam pokok bahasan/aspek.
Umpamanya ranah psikomotorik lebih dominan dalam pokok bahasan tersebut, maka metode demonstrasi yang dibutuhkan, siswa berkesemppatan mendemonstrasikan materi secara bergiliran didalam kelas ataupun lapangan. Dengan demikian metode yang dipergunakan tidak terlepas dari bentuk dan muatan materi dalam pokok bahasan yang disampaikan kepada siswa.

Komponen - Komponen Dasar Pembuatan Jadwal Pelajaran
Untuk membuat komponen dasar jadwal pelajaran diperlukan beberapa data penting yaitu :
Nama mata pelajaran dari setiap tingkatan beserta bobot sks nya.
Semua mata pelajaran yang telah ditetapkan sebagai kurikulum sekolah untuk dibelajarkan kepada siswa, hendaknya diidentifikasi dan dicatat secara lengkap ( termasuk kemungkinan adanya mata pelajaran tambahan yang menjadi ciri khas keahlian sekolah tersebut).
Kelas/Rombongan Belajar.
Jumlah rombongan belajar atau kelas dan tingkatan yang dimiliki setiap jenjang sekolah tidaklah sama. Hal ini ditentukan banayak sedikitnya jumlah siswa yang diterima/dimiliki oleh sekolah tersebut.
Nama – nama guru secara lengkap beserta bidang keahliannya.
Pendataan nama guru secara benar, bukan saja penting sebagai pembuatan data base tentang tugas mengajar, namun juga berpengaruh terhadap sah tidaknya. Surat keputusan yang dikeluarkan oleh kepala madrasah tentang penetapan guru mata pelajaran. Masalah bidang keahlian guru juga perlu didata dengan benar, karena data keahlian akan dipakai dalam menentukan jenis dan nama mata pelajaran yang akan diberikan kepada yang bersangkutan.
Norma jumlah jam pelajaran harian
Setiap guru yang diangkat sebagai pendidik mempunyai tugas atau beban mengajar yang telah ditetapkan dalam peraturan yang ada. Kini aturan setiap guru dalam waktu satuminggunya tidak boleh mengajar kurang dari 37 jam pelajaran (bahkan akan ditingkatkan mrnjadi 40 jam pelajaran/minggu).

Prinsip Pembuatan Jadwal Pelajaran
Jadwal pelajaran dibuat dan disusun dimaksudkan agar pelaksanaan  pembelajaran bisa berlangsung dengan lancar, tertib, dan tercapai apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Untuk maksud tersebut maka pembuatan jadwal pelajaran hendaknya memperhatikan prinsip – prinsip yang ada. Diantaranya :


Prinsip Didaktis
Penyusunan dan pembuatan jadwal pelajaran hendaknya dirancang sedemikian rupa, sehingga memungkinkan pelaksanaan pembelajaran dan atau memungkinkan terserapnya materi yang sedang dipelajari oleh siswa secara maksimal. Mata pelajaran yang diajarkan disekolah dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu mata pelajaran berat dan mata pelajaran ringan. Secara didaktis untuk pelajaran berat hendaknya ditempatkan pada jam – jam awal, sedangkan mata pelajaran yang ringan dapat ditempatkan di bagian tengah ataupun akhir.
Prinsip Praktis
Pembuatan jadwal pelajaran hendaknya juga memenuhi prinsip kepraktisan. Penyusunan atau pembuatan jadwal  memungkinkan terjadinya suatu pertukaran atau pergeseran jadwal pelajaran dengan mudah. Pertukaran atau pergeseran mata pelajaran tertentu sangat mungkin bisa terjadi yang disebabkan guru sebagaimana terjadwal ada kepentingan atau acara yang cukup lama. Ada sehingga terjadinya pengisian jadwal pelajaran oleh guru lain atau jam mata pelajaran dimajukan.
Prinsip Tertib
Prinsip tertib mengandung makna, bahwa jadwal yang akan disusun bisa mempermudah siapapun yang membaca dan untuk kepentingan kegiatan administrasi, dan lain – lain. Penyusunan jadwal pelajaran secara baik, tertib dan rapi dapat mempermudahguru melakukan monitoring kehadiran guru. Selain itu juga mudah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, mempermudah bagian kurikulum dalam membuat jadwal piket sedemikian rupa.

Langkah – Langkah Membuat Jadwal Pelajaran
Jadwal pelajaran tidak identik dengan pendidikan tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi. Pembuatan  jadwal pelajaran untuk setiap masing – masing materi sudah didasarkan pada analisis bahwa siswa atau mahasiswa mampu berpikir secara linear dan fokus. Berbeda dengan siswa atau anak usia dini yang masih memiliki kemampuan berpikir terbatas dan berada dalam dunia permainan, maka jadwal pelajarannya tetap dibutuhkan dalam bentuk terintegrasi antara satu materi dengan materi yang lain yang dikemas dalam bentuk tema atau sub tema.
Kurikulum ditetapkan dan dirancang oleh sekolah setelah di implementasikan (dibelajarkan oleh siswa) hasilnya tidak bisa dirasakan langsung dan tidak bisa diukur secara sama hal ini dikarenakan substansi pendidikan adalah membelajarkan siswa agar menjadi beradab, perwatak dan berkepribadian. Satu upaya yang dapat dilakukan agar tujuan kurikulum dapat tercapai, maka kurikulum yang telah ditetapkan perlu dijadwal.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Administrasi pendidikan adalah proses atau upaya pencapaian suatu tujuan pendidikan dengan memperhatikan berbagai komponen pendidikan sehingga dapat melakukan perbaikan sistem pendidikan dengan memanfaatkan berbagai perangkat pendukung aktivitas belajar dan mengajar. Didalam administrasi pendidikan, terdapat sebuah materi atau persoalan yang harus terlaksana yaitu pembuatan jadwal pelajaran. Dalam pembuatan jadwal pelajaran terdapat banyak aspek,syarat, dan komponen dalam pembuatan jadwal. Makalah ini menguraikan tentang hal tersebut juga bagaimana langkah langkah pembuatan jadwal.
Saran
Perlu dilakukan penelitian tentang metode pembuatan jadwal pelajaran terhadap berbagai macam pola pendidikan, metode pendidikan juga lokasi dimana pendidikan itu berlangsung. Hal tersebut akan lebih membantu oknum guru dalam membuat suatu jadwal pelajaran pada daerah masing-masing dan metode masing-masing.
















DAFTAR PUSTAKA
Mulyani A. Nurhadi. (1983). Administrasi Pendidikan di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hisbul Muflihin, Muh. 2017, Administrasi Menejement Pendidikan. Klaten : CV Gema Nusa
Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
Yamin, Martini, 2013, profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: REFERENSI (GP Press Group)
Depdiknas. (2002). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

No comments:

Post a Comment

Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia

 Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia Oleh : Sukron Ibnu Rofiq Banyak kasus pelanggaran di Indonesia yang mencermink...