Thursday, March 12, 2020

Makalah ASAL USUL KEHIDUPAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN ILMU ALAMIAH MODERN

PEMBAHASAN
1. Teori tentang asal mula kehidupan di bumi
Kita dapat mengetahui beberapa hipotesis asal mula kehidupan. Perlu di ketahui bahwa hipotesis yang di kemukakan para ahli tidak lepas dari penalaran seorang ilmuan dari zaman ke zaman. Berikut beberapa hipotesis atau teori tentang kehidupan di bumi.
a. Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Teori abiogenesis ini di pelopori oleh ilmuan filsafat yunani yang bernama Aristoteles (384-322 SM). Teori ini pertama kali berkembang dan mempunyai pendapat bahwasannya makhluk hidup itu timbul dari benda mati. Pemikiran ini belum di tunjang dengan teknologi modern dan hanya cenderung dengan melihat fakta tanpa melalui pembuktian ilmiah. Contohnya para petani zaman dulu percaya bahwa jamur merang timbul secara tiba-tiba dari merang padi. Karena terbatasnya pengetahuan mereka tentang pertumbuhan dan perkembang biakan jamur. Kemudian, kecebong berasal dari lumpur, ulat berasal dari bangkai bahkan gandum dapat langsung menjadi tikus hanya dalam waktu satu malam.
b. Teori Biogenesis
Sejalan dengan ilmu pengetahuan akhirnya orang berfikir secara lebih ilmiah. Para ilmuwan tidak percaya begitu saja terhadap teori tanpa pembuktian yang sifat nya ilmiah. Oleh sebab itu beberapa ilmuan berusaha membuktikan kebenaran teori abiogenesis yang sudah bertahan lama dan memunculkan pendapat baru.
1. Francesco redi (1626-1697) membuktikan teori abiogenesis, redi melakukan percobaan secara ilmiah. Dia berhasil membuktikan bahwa makhluk hidup tidak timbul begitu saja dari benda yang tak hidup. Yang di lakukan oleh Redi percobaan nya cukup sederhana. Yaitu membuktikan bahwa ulat pada bangkai berasal dari telur lalat yang meletakan telur nya dengan sengaja. Redi membuat percobaan dengan memasukan daging kedalam dua buah toples; toples terbuka dan toples dengan penutup setelah beberapa hari di amati, muncul larva di daging dalam toples yang terbuka. Sementara daging di dalam toples yang tertutup bersih. Redi berkesimpulan bahwa belatung tersebut berasal dari lalat yang masuk dan bertelur disana. Selanjutnya Redi membuat percobaan baru dengan memodifikasi toples yang di gunakan dengan membuat tutup yang terbuat dari kain kassa hal ini di lakukan agar udara bisa masuk dan terjadi pembusukan daging. Tetapi lalat tidak dapat masuk sehingga tidak ada telur lalat dan tidak ada larva yang lahir. Redi mengemukakan pendapat bahwa makhluk hidup berasal dari telur atau comne vivum ex ovo.
2. Teori Lazzaro Spallanzani (1729-1799), juga ahli biologi dari Italia membuktikan dengan eksperimen bahwa munculnya organisme berasal dari organisme lain yang hidup. Spallanzani melakukan pengujian dengan memanaskan air kaldu (rebusan daging) di dua tempat yang berbeda. Setelah di panaskan, masing-masing wadah di beri kondisi yang berbeda. Wadah yang pertama di beri penutup, sementara wadah yang kedua di biarkan terbuka. Setalah didiamkan beberapa hari, terlihat bahwa di wadah yang terbuka kondisi air menjadi keruh dan aroma nya busuk. Ini terjadi karena adanya aktifitas mikroorganisme yang berasal dari udara bebas. Di sisi lain kondisi air kaldu pada wadah yang tertutup tetap jernih.. Lazzaro Spalanzani membuktikan bahwa semua telur berasal dari makhluk hidup atau (omne ovum ex vivum).
3. Teori Louis Pasteur (1822-1895), melanjutkan teori Spalanzani sekaligus mematahkan teori abiogenesis. Pasteur memodifikasi salah satu wadah yang di gunakan Spalanzani dengan wadah tabung berleher panjang. Leher panjang ini berguna sebagai indikator yang memberi tahukan bahwa masih ada hubungan antara tabung dan udara di luar (masih ada oksigen untuk mikroorganisme hidup). Setelah di panaskan dan diamkan beberapa hari ternyata air kaldu yang di tempat kan di tabung berleher panjang tetap jernih. Tetapi di bagian ujung lehernya muncul banyak debu dan kotoran. Sementara pada wadah yang terbuka mengandung mikroorganisme. Dari percobaan ini louis pasteur berhasil menyempurnakan percobaan spallanzani yaitu (omne vivum ex vivo) semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sekaligus mematahkan teori abiogenesis.
4. Teori kimia (neoabiogenesis)
Oparin (1938), mengemukakan bahwa ada makhluk peralihan dari makhluk tak hidup ke makhluk hidup. Hipotesis ini berdasarkan penelitian ahli lain di bidang ilmu kimia. Kita mengetahui bahwa tubuh organisme 99% terdiri dari senyawa karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Seorang ahli kimia Harold Urey mengemukakan pendapat bahwa atmosfer bumi. Sewaktu-waktu mengandung banyak metana, amonia, hidrogen, dan air. Zat tersebut bergabung membentuk ikatan organik. Dimana kehidupan biasanya berlangsung. Kemudian seorang murid Urey bernama Stainly Miller berhasil membuat model alat laboratorium yang sederhana untuk membuktikan teori Urey kedalam alat itu ia masukan ikatan organik tersebut kemudian di buat loncatan listrik berteganggan tinggi. Setelah di analisis ternyata di peroleh zat organik berupa gula, purin, pymidin, asam amino, dan senyawa lainnya. Zat itu merupakan komponen ikatan DNA dan RNA yang biasanya membentuk virus. Eksperimen tersebut mengingatkan kita bahwa sinar matahari menyebabkan terjadinya muatan listrik di atmosfer. Bila muatan listrik besar akan menimbulkan loncatan listrik yang kita namakan oetir. Peristiwa petir terjadi jutaan kali setiap hari tentunya ikatan kimia organik tersebar di seluruh pelosok muka bumi. Para ahli kimia sepakat bahwa di alam selalu terdapat kecenderungan penggabungan berbagai senyawa, sehingga semakin  kompleks molekulnya.
5. Teori panspermia (kosmologi), pada abad 19 ilmuwan antariksa mengemukakan bahwa benih kehidupan bersumber dari kehidupan yang ada di luar angkasa. Teori ini berhipotesis bahwa organisme mikroskopis datang dari luar angkasa, kemudian berkembang dan berevolusi di bumi. Seperti kita ketahui bumi kita sering di hujani meteorit dari luar angkasa yang memungkinkan membawa benih makhluk hidup mikroskopis yang kemudian dapat berkembang dan berevulosi di muka bumi .
6. Teori penciptaan, berdasarkan pada teori yang di kemukakan oleh para ilmuan tersebut ternyata mereka masih kebingungan dan masih berpikir keras untuk menelaah rahasia alam tersebut. Karena muncul sebuah pikiran “Kalau semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lain, bagaimana caranya makhluk hidup pertama lahir?” akhirnya, beberapa ilmuwan memilih kembali pada teori pencipaan yang bersumber dari ajaran agama dan kitab-kitab yang di anut nya. Agama percaya bahwa alam semesta bersama isinya di ciptakan oleh tuhan. Teori penciptaan ini sulit di buktikan dengan akal manusia karena datang nya bukan dari hasil percobaan melainkan hasil telaah ilmu agama dan keyakinan.
Dalam QS: Al-Anbiya ayat 30 yang berbunyi :
اوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَا نَتَارَتْقًا فَفَتَقْنٰهٌمَا، وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَآءِ كُلَّ شَيْءٍحَيٍّ، اَفَلَايُؤْمِنُوْن
 artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi kedua nya menyatu kemudian kami pisahkan antara keduanya dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup  berasal dari air maka mengapa mereka tidak beriman?”.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap sesuatu yang hidup terbuat dari air (sebagai komponen penting lainnya atau bahwa semua benda hidup berasal dari air). Dalam Al-Qur’an juga telah dijelaskan tentang proses penciptaan manusia dalam Qur’an surat Sad ayat 71 yang berbunyi :
اذْقَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٓئِكَةِ اِنِّيْ خَالِقٌ بَشَرًا مِّنْ طِيْنٍ
Artinya : (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah”.

1. Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup
Menurut suatu teori, organisme sekarang yang beraneka ragam macamnya adalah hasil dari proses evolusi kehidupan. Teori tersebut menyebutkan bahwa organisme yang mula-mula ada di dunia berupa organisme bersel tunggal dan organisme ini berasal dari agresi molekul-molekul yang ada.
Yang menjadi persoalan kemudian adalah bagaimana mekanisme dasar sehingga organisme bersel tunggal tersebut sekarang berkembang menjadi organisme bersel banyak. Salah satunya adalah Biosfer, biosfer adalah sistem ekologis global di bumi dimana makhluk hidup tumbuh dan berkembang menyatu sebagai subsistem. Maka sebagai suatu subsistem organisme itu dibentuk oleh materi dan energi yang tersedia dalam biosfer pula. Dalam biosfer berlaku hukum Termodinamika I dan II, maka organisme itu akan mengalami perlakuan hukum tersebut.
Hukum Termodinamika I :
Di dalam biosfer tak ada energi yang hilang, jumlah energi itu tetap yang berubah hanya bentuknya.
Contohnya : Energi listrik berubah menjadi energi mekanik, energi mekanis berubah menjadi energi panas.
Hukum Termodinamika II :
Bila suatu sistem di biarkan berdiri sendiri l, maka sistem tersebut cenderung untuk mengalami penguraian ke arah yang paling tidak teratur.
Dalam tubuh organisme, energi akan mengalami sebagai sistem kalau dibiarkan begitu saja maka organisme akan cenderung ke arah kerusakan yang paling aparah. Tetapi sebaliknya organisme sebagai suatu sistem akan mempertahankan diri dengan adanya kemampuan pelestarian diri atau self perpetuation dan kemampuan ini adalah bagian dadi proses evaluasi.
2. Teori Evolusi
Evolusi adalah proses perubahan yang terjadi secara perlahan dan terus menerus dalam waktu yang sangat panjang. Banyak ahli ilmu pengetahuan yang mencoba menjawab tentang terjadinya evolusi, dengan mengajukan teori-teorinya yaitu :
a. Teori Lamarck
Menurutnya evolusi dikarenakn adanya adaptasi yaitu sifat-sifat yang baru di dapat dari pengaruh lingkungan kemudian diteruskan kepada keturunannya. Seperti Jerapah yang sekarang berleher panjang dulunya itu berleher pendek, karena mereka suka memakan daun muda dan karena perubahan lingkungan yang mengakibatkan dedaunan muda yang berada di bawah habis  maka ia selalu menjulurkan lehernya untuk meraih dedaunan yang diatas. Akibatnya leher jerapah lama kelamaan menjadi panjang.
b. Teori Darwin
Dalam bukunya yang berjudul "The Orgin of Species by Means of Natural Selection", dan dalam bukunya Darwin mengemukakan dua teori  pokok, yaitu :
-Spesies yang sekarang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup di masa lampau.
-Evolusi terjadi melalui seleksi alam
Seperti pada contoh perubahan pajang leher jerapah disebabkan adalah seleksi alam. Maksudnya adalah hanya  jerapah yang beleher panjang saja yang bertahan hidup, sedangkan jerapah yang berleher pendek musnah, mungkin karena tak kebagian makanan.
c. Teori weisman
Weisman melengkapi teori darwin dengan pertanyaan sebagai berikut: Evolusi merupakan masalah genetika, yaitu menyangkut masalah bagaimana diwariskannya gen-gen melalui sel-sel kelamin. Sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor genetika.
d. Teori De Vries
Teorinya adalah bahwa perubahan-perubahan pada evolusi itu di sebabkan oleh adanya mutasi dari gen. Mutasi adalah perubahan sempurna yang timbul gen yang mengakibatkan perubahan sifat pada keturunannya. Adanya perubahan-perubahan yang terus menerus secara perlahan dari makhluk hidup di muka bumi ini, baik pada kesempurnaan susunan tubuhnya maupun keaneka ragaman kehidupan nya. Adanya evolusi, selain dapat diketahui melalui penelitian fosil juga dapat diketahui melalui membandingkan kesempurnaan susunan tubuhnya, jika ingin mengetahui secara lebih rinci maka kita perlu mengetahui sejarah kehidupan di bumi bedasarkan penemuan fosil. Yang di bagi dalam beberapa zaman seperti :
1. Zaman Azoikum, yaitu zaman sebelum ada kehidupan  kurang lebih 5 ribu juta tahun lalu.
2. Zaman Archozaikum ( zaman purba), yaitu pada zaman ini kondisi bumi cukup dingin, sudah terbentuk benua, samudra,sungai, gunung. Kurang lebih 2 sampai 3,5 ribu juta tahun lalu.
3. Zaman proterozoikum, yaitu zaman hidupnya binatang bersel satu atau protozoa kurang-lebih 1.000 juta tahun yang lalu
4. Zaman paleozoikum ( zaman primer ), kurang lebih 200-600 juta tahun yang lalu. Binatang yang hidup pada zaman ini adalah : Binatang laut tak bertulang belakang, ikan, tumbuhan ,daratan, ampibi, insekta, reptil, hutan lebat dan reptil besar.
5. Zaman Mezozoikum (zaman sekunder) kurang lebih 230 -135 tahun yang lalu, dan terbagi  menjadi tiga masa, yaitu : Trias dimana terdapat reptil besar seperti dinosaurus. Yuras, muali ada burung dan binatang menyusui ( mamalia) . Kreta, muali musnahnya dinosaurus dan berkembangnya angiosperma.
6. Zaman Knozonikum atau Nezoikum (zaman baru ) kurang-lebih sekitar 70 juta tahun lalu sampai sekarang. Dan terbagi menjadi dua masa yaitu: Teritier (70-10 juta tahun yang lalu) yang terdapat perkembangan binatang menyusui sampai adanya hutan, buah-buahan dan kera. Dan yang kedua adalah masa Kuarter yaitu 60 juta tahun lalu sampai sekarang yang  terbagi juga dalam dua zaman yaitu pada zaman Pleistosen atau Deluvium dimana hidup manusia purba dan zaman Holocen atau Aluviym, di mana hidup beranek makhluk hidup seperti saat sekarang ini.
4. Perbedaan Mahluk Hidup dan Benda Mati
       Makhluk hidup merupakan suatu subtansi zat yang dapat menjalankan proses kehidupan dan mempunyai sifat-sifat umum yang dapat  dipakai untuk membedakan antara makhluk hidup dengan benda mati, adalah :
a. Bentuk dan ukuran
        Makhluk hidup mempunyai bentuk dan ukuran tertentu sedangkan benda mati tidak.
Contoh :  Batu ada yang sebesar gunung ada juga yang sekecil butiran pasir, sedangkan manusia misalnya bentuk dan ukurannya tertentu.
b. Bergerak
Makhluk hidup dapat bergerak, Baik pindah tempat maupun pergerakan dari bagian-bagian tubuhnya sebagai contoh : kuda dapat berlari, burung dapat terbang, ikan dapat berenang, daun "mimosa pudica" dapat membuka dan menutup  stomata.
c. Metabolisme
       Pada makhluk hidup terjadi pengambilan dan pengunaan makanan, yang meliputi :
-Nutrisi yaitu pengambilan zat-zat makanan dam sumber energi lain dari lingkungannya.
-Respirasi yaitu menguraikan zat-zat nutrisi.
-Sintetis yaitu pembuatan zat-zat baru.
-Ekskresi yaitu pengeluaran zat-zat yang tidak di perlukan tubuh.
d. Reproduksi
       Pada makhluk hidup terdapat kemampuan untuk membuat jenisnya menjadi banyak (perkembangan biak), yang artinya mempunyai fungsi mempertahankan jenisnya .sedangkan pada benda mati tidak.
e. Peka terhadap rangsangan
      Makhluk hidup mampu memberikan tanggapan terhadap rangsangan yang di terimanya. Sebagai contoh : ketika ada cahaya yang sangat menyilaukan mata maka makhluk hidup itu mempunyai tanggapan seperti dipejamkannya mata.


Tuesday, March 10, 2020

Makalah I,jaz Al-Qur,an (Mukjizat Al-Qur,an)


PEMBAHASAN

A.    Pengertian I’jaz
Kata i’jaz berasal dari kata a’jaza[1] yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Yang melemahkan disebut mu’jiz. Sedangkan secara istilah, mukjizat adalah suatu perkara yang luar biasa disertai dengan unsur tantantangandan tidak akan dapat ditandingi, yang diperlihatkan Allah melalui para Nabi dan Rasul-Nya.

B.     Syarat-syarat mukjizat
Al-Shabuni mengatakan, setiap mukjizat pasti mempunyai 5 syarat. Jika tidak memenuhi satu syarat saja, maka tidak bisa dinamakan mukjizat. Syarat-syarat tersebut adalah:
1.      Berupa sesuatu yang hanya mampu diciptakan oleh Allah.
2.      Berupa sesuatu yang aneh dan keluar dalam hukum alam.
3.      Merupakan bukti kebenaran dari pengakuan orang yang mengaku dirinya sebagai Rasul
4.      Pengakuan seorang Nabi yang menantang dengan mukjizat tersebut.
5.      Tidak seorang pun yang mampu menciptakan mukjizat yang serupa sebagai tandingan.[2]

C.    Macam-macam Mukjizat
Al-Suyuthi membagi mukjizat menjadi dua macam yaitu mukjizat hissiyah dan mukjizat aqliyah. Mukjizat hissiyah berarti yang bisa ditangkat oleh panca indra manusia, mukjizat aqliyah adalah mukjizat yang hanya bisa ditangkap oleh akal atau nalar manusia.
Mukjizat-mukjizat yang diberikan pada para Rasul sebelumnya yang kebanyakan berbenuk mukjizat hissiyah tidak kekal dan amat terbatas dalam masanya, namun mukjizat al-Qur’an akal kekal sepanjang zaman. Yang demikian membuktikan, bahwa al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar sepanjang zaman.
D.    Kemukjizatan-kemukjizatan al-Qur’an
Al-Shabuni mengemukakan segi-segi kemukjizatan al-Qur’an sebagai  berikut
1.      Susunannya yang indah dan berbeda dengan karya-karya yang ada dalam bahasa orang-orang Arab.
2.      Gaya bahasa yang menakjubkan yang jauh berbeda dengan uslub-uslub bahasa Arab.
3.      Sifat keagungannya yang tidak memungkinkan seseorang untuk mendatangkan yang serupa dengannya.
4.      Bentuk undang-undang di dalamnya sangat rinci dan sempurna melebihi undang-undang buatan manusia.
5.      Mengabarkan hal-hal ghaib yang tidak dapat diketahui, kecuali melalui wahyu.
6.      Uraiannya tidak ada pertentangan dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang dipastikan kebenarannya.
7.      Setiap janji dan ancaman yang dikabarkan benar-benar terjadi.
8.      Mengandung ilmu-ilmu pengetahuan.
9.      Memenuhi segala kebutuhan manusia.
10.  Berpengaruh pada hati pengikutnya dan orang-orang yang memusuhinya.[3]
E.      Pendapat Ulama
        Dalam ilmu kalam, terjadi perbedaan pandangan para ulama tentang apakah al-Qur’an itu merupakan makhluk atau bukan. Hal itu juga mendasari perbedaan pendapat mengenai mukjizat al-Qur’an. Pendapat mereka terbagi menjadi beberapa ragam, antara lain:
1.      Abu Ishaq Ibrahim al-Nizam dan pengikutnya dari kaum Syiah berpendapat bahwa kemukjizatan al-Qur’an adalah dengan cara shirfah. Maksudnya ialah bahwa Allah memalingkah orang-orang arab yang menentang al-Qur’an, padahal sebenarnya mereka mampu untuk menghadapinya. Pendapat ini merupakan pendapat yang salah.
2.      Satu golongan ulama berpendapat bahwa al-Qurr’an itu bermukjizat dengan balaghahnya yang mencapai tingkat tinggi dan tidak ada bandingannya dan ini adalah pendapat ahli bahasa.
3.      Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Qur’an adalah karena mengandung badi’ yang sangat unik dan berbeda dengan apa yang dikenal dalam perkataan orang arab pada umumnya.
4.      Golongan yang lain berpendapat bahwa al-Qur’an itu kemukjizatannya terletak pada pemberitaannya tentang hal-hal yang ghaib, yang telah lalu dan yang akan datang yang tidak ada seorang pun yang tahu.
5.      Satu golongan berpendapat bahwa mukjizat al-Qur’an itu terjadi karena ia mengandung berbagai macam ilmu hikmah yang dalam.[4]

F.     Faedah pembahasan I’jaz al-Qur’an
Diantara faidah mempelajari I’jaz al-Qur’an adalah:
1.      Dengan mempelajari I’jaz al-Qur’an akan semakin menambah keimanan. Bahkan, banyak juga orang masuk islam setelah mengetahui I’jaz al-Qur’an.
2.      Dengan mempelajari I’jaz al-Qur’an akan semakin memperkarya khazanah kailmuan.
3.     Menjaga kebenaran al-Qur’an dari orang-orang yang ingin melemahkan al-Qur’an.[5]
4.     Membuktikan kebenaran al-Qur’an pada musuh-musuh islam yang memandang remeh terhadap al-Qur’an.
    
G.    Tujuan I’jazul al-Qur’an dan sejarahnya
a.      Tujuan I’jaz Qur’an
Dari pengertian I’jaz dan mukjizat di atas, dapat diketahui bahwa tujuan I’jaz Qur’an itu banyak, di antaranya yaitu:
-         Membuktikan bahwa nabi Muhammad SAW yang membawa mukjizat kitab al-Qur’an itu benar-benar seorang Nabi/Rasul Allah. Beliau diutus untuk menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT kepada umat manusia dan untuk mencanangkan tantangan supaya menandingi al-Qur’an kepada mereka yang ingkar.
-         Membuktikan bahwa kitab al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu Allah SWT, bukan buatan Malaikat Jibril dan bukan bukan Nabi Muhammad SAW. Sebab, seandainya kitab al-Qur’an itu buatan Nabi Muhammad yang seorang ummi ( tidak pandai menulis dan membaca ), tentu pujangga-pujangga Arab yang professional, dimana mereka tidak hanya pandai menulis dan membaca tetapi juga ahli dalam sastra, gramatika Bahasa arab, dan balaghahnya akan bisa membuat seperti al-Qur’an. Kenyataannya, mereka tidak bisa membuat tandingan seperti al-Qur’an, sehingga jelaslah bahwa al-Qur’an itu bukan buatan manusia.
-         Menunjukan kelemahan mutu satra dan balaghah bahasan manusia, karena terbukti pakar-pakar pujangga sastra dan seni bahasa Arab tidak ada yang mampu mendatangkan kitab tandingan yang sama al-Qur’an, yang telah ditantangkan kepada mereka dalam berbagai tingkat dan bagian al-Qur’an.
-         Menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa umat manusia yang tidak sebanding dengan keangkuhan dan kesombongannya. Mereka ingkar tidak mau beriman mempercayai kewahyuan al-Qur’an dan sombong tidak mau menerima kitab suci itu. Mereka menuduh bahwa kitab itu hasil lamunan atau bantuan Nabi Muhammad sendiri. Kenyataannya, para pujangga sastra Arab tidak mampu membuat tandingan yang seperti al-Qur’an itu, walaupun hanya satu ayat[6]
b.      Sejarah ilmu I’jaz Qur’an
Ada ulama yang berpendapat, orang yang kali pertama menulis I’jaz Qur’an ialah Abu Ubaidah (wafat 208 H) daam kitab Majazul Qur’an. Lalu diusul oleh Al-Fara (wafat 207 H) yang menulis kitab Ma’anil Qur’an. Kemudian disusul Ibnu Quthaibah yang mengarang kitab Ta’wilu Musykilil Qur’an.
Pernyataan tersebut dibantah Abd. Qohir Al-Jurjanydalam kitabnya Dalailul I’jaz, bahwa semua kitab tersebut di atas bukan ilmu I’jaz Qur’an, melainkan sesuai dengan nama judul-judulnya itu.
      Menurut Dr.Shubhi Ash-Sholeh dalam kitabnya Mabahis Fi Ulumil Qur’an, bahwa orang yang kali pertama membicarakan I,jazil Qur’an  adalah Imam Al-Jahidh (wafat 255 H), ditulis dalam kitab Nuzhumul Qur’an. Hal ini seperti diisyaratkan dalam kitabnya yang lain, Al-Hayawan. Lalu disusul Muhammad bin Zaid Al-Wasithy (wafat 306 H). dalam kitab I’jaz Qur’an, yang banyak mengutip isi kitab Al-Jahidh tersebut di atas. Kemudian dilanjutkan Imam Ar-Rumany (wafat 384 H). dalam kitab Al-I’jaz, yang isinya mengupas segi-segi kemukjizatan al-qur’an. Lalu disusul oleh Al-Qadhi Abu Bakar Al-Baqillany (wafat 404 H) dalam kitab I’jazil Qur’an, yang isinya mengupas segi-segi kebalaghahan al-quran, di samping segi-segi kemukjizatannya, kitab ini sangat popular, kemudian disusul Abd. Qohir Al-Jurjany (wafat 471 H) dalam kitan Dala’ilul I’jaz dan Asrarul Balaghah.
      Para pujangga modern seperti Mushthofa Shodiq Ar-Rofi’y menulis tentang ilmu ini dalam kitab Tarikhul Adabil Arabi dan Prof. Dr. Sayyid Quthub dalam buku At-Tashwirul Fanni Fil Qur’an dan At-ta’bitul fil qur’an.[7]


















[1] Muhammad Gufron, M.Pd,,Ulumul Qur’an,hlm 59
[2] Muhammad Gufron, M.Pd, Ulumul Qur’an, hlm 60
[3] Muhammad Gufron, M.Pd, Ulumul Qur’an, hlm 61
[4] http://makalah2107.blogspot.com/2016/07/makalah-ijaz-kemukjizatan-al-quran.html?m=1
[5] Muhammad Gufron, M.Pd, Ulumul Qur’an, hlm 62
[6] Prof. Dr. H. Abdul Djalal H.A, Ulumul Qur’an, hlm 270
[7] Prof. Dr. H. Abdul Djalal H.A, Ulumul Qur’an, hlm 271

Makalah Asbabul Wurud Hadist


PEMBAHASAN

A.    Pengertian Asbabul Wurud Hadist
Secara Etimologis asbab al-wurud merupakan susunan idhafat yang berasal dari gabungan kata asbab dan al-wurud. Kata asbab merupakan bentuk jamak dari kata sabab yang berarti tali atau penghubung, yakni segala sesuatu yang lain, atau penyebab terjadinya sesuatu. Sedangkan kata wurud merupakan bentuk masdar dari kata warada-yaridu-wurudan, yang berarti datang atau samapai kepada sesuatu. Sehingga asbab al-wurud disini dapat diartikan sebagai sebab-sebab datangnya atau keluarnya hadits nabi.
Sedangkan secara Istilah ada beberapa pengertian asbab al-wurud yang dapat kita ambil dari beberapa pakar hadits:
1. Menurut Hasby Ash-Shiddieqy asbab al-wurud adalah:
Ilmu yang menerangkan sebab-sebab nabi menurunkan sabdanya dan masa-masanya Nabi menurunkan itu.
 2. Menurut Imam Jalaluddin Abdurrahman al-Sayuti pada kitabnya Al-Luma’ fi Asbab al-Wurud al-Hadits:
Sesuatu yang menjadi jalan untuk menentukan maksud suatu hadits yang bersifat umum atau khusus, mutlaq atau muqayyad, atau untuk menentukan ada tidaknya naskh (penghapusan) dalam suatu hadits, atau yang semisal dengan hal itu.
 3.      Abdul Mustakim mendefinisikan:
Ilmu yang menerangkan sebab-sebab dari masa Nabi menuturkan sabdanya. Atau ilmu yang mengkaji ttentang hal-hal yang terjadi di saat hadits di sampaikan, berupa peristiwa atau pertanyaan, yang hal itu dapat membantu atau menentukan maksud suatu hadits yang bersifat umum atau khusus, mutlaq atau muqayyad, atau untuk menentukan ada tidaknya naskh (penghapusan) dalam suatu hadits, atau yang semisal dengan hal itu.
Dari definisi –definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu asbab al-wurud adalah ilmu yang menjelaskan sebab-sebab keluarnya Hadits, baik berupa peristiwa atau keadaan yang terjadi, waktu maupun karena ada pertanyaan. Sehingga dapat memahami kejelasan hadits baik dari segi umum dan khusus, mutlaq atau muqayyad, atau untuk menentukan ada tidaknya naskh (penghapusan) dalam suatu hadits.

B. Fungsi Asbabul Wurudil Hadis                       
Dari pengertian asbab al-wurud di atas maka dapat dilihat ada beberapa fungsi dari asbab al-wurud ini, yaitu:
1.  Menentukan adanya takhshish hadits yang bersifat umum.
Contoh dari fungsi asbab al-wurud sebagai takhsis terhadap sesuatu yang masih bersifat umum dan juga menjelaskan ‘illah (sebab-sebab) ditetapkannya suatu hukum, misalnya hadits:
صلاة القاعد على النصف من صلاة القائم
Artinya:
Shalat orang yang sambil duduk pahalanya setengah dari orang yang shalat sambil berdiri.
Asbab al-wurud dari hadits di atas adalah ketika penduduk Mandinah sedang terjangkit suatu wabah penyakit. Kebanyakan para sahabat melakukan shalat sunnah sambil duduk. Ketika itu Rasulullah datang menjenguk dan mengetahui bahwa para sahabat suka melakukan shalat sunnah sambil duduk walaupun dalam keadaan sehat. Kemudian Rasulullah bersabda sebagaimana hadits di atas. Mendengarkan sabda Rasulullah para sahabat yang tidak sakit kemudian shalat sunnah dalam berdiri.
Dari asbab al-wurud tersebut maka dapat dipahami bahwa kata “shalat” (yang masih bersifat umum pada hadist tersebut) adalah sahalat sunnah (khusus). Dan dari penjelasan tersebut dapat dipahami pula bahwa boleh melakukan shalat sunnah dalam keadaan duduk namun hanya akan mendapatkan pahala setengah apabila dalam keadaan sehat. Tetapi apabila dalam keadaan sakit dan melakukan shalat dalam keadaan duduk maka akan mendapatkan pahala penuh. Hal ini merupakan penjelasan dari sebab-sebab ditetapkannya suatu hukum shalat sunnah sambil sambil duduk.[7]
Dengan demikian, apabila seseorang memang tidak mampu melakukan shalat sambil berdiri -mungkin karena sakit-, baik shalat fardhu atau shalat sunnat, lalu ia memilih shalat dengan duduk, maka ia tidak termasuk orang yang disebut-sebut dalam hadis tersebut. Maka pahala orang itu tetap penuh bukan separoh, sebab ia termasuk golongan orang yang memang boleh melakukan rukhshah atau keringanan syari’at.[8]
2. Membatasi pengertian hadits yang masih mutlaq.
Contoh dari asbab al-wurud yang berfungsi sebagai pembatasan terhadap pengertian mutlaq sebagaimana hadits berikut:
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم من سن فى الاسلام سنة حسنة فعمل بها بعده كتب له مثل اجر من عمل بها ولا ينقص من اجورهم شيء من سن فى الاسلام سنة سيئة فعمل بها بعده كتب عليه مثل وزر من عمل بها ولا ينقص من ازوارهم شيء
Artinya:
Rasulullah bersabda: barang siapa melakukan suatu sunnah hasanah (tradisi atau prilaku yang baik) dalam Islam, lalu sunnah itu diamalkan oleh orang-orang sesudahnya, maka ia akan mendapatkan pahalanya seperti pahala yang mereka lakukan, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Demikian pula sebaliknya, barang siapa yang melakukan suatu sunnah sayyi’ah (tradisi atau perilaku yang buruk) lalu diikuti orang-orang sesudahnya, maka ia akan ikut mendapatkan dosa mereka, tanpa mengurangi sedikit pun dosa yang mereka peroleh.
 Asbab al-wurud hadits tersebut adalah ketika Rasulullah bersama-sama sahabat, tiba-tiba datanglah sekelompok orang yang kelihatan sangat susah dan kumuh. Ternyata mereka adalah orang-orang miskin, meliahat hal demikian Rasulullah merasa iba kepada mereka. Setelah shalat berjama’ah Rasulullah berpidato yang menganjurkan untuk berinfak. Mendengar hal tersebut seorang sahabat keluar dan membawa sekantong makanan untuk orang-orang miskin tersebut. Melihat hal tersebut maka Rasulullah bersabda sebagaimana hadits di atas.
Melihat asbab al-wurud di atas, kata sunnah yang masih bersifat mutlak (belum dijelaskan oleh pengertian tertentu) dapat disimpulkan adalah sunnah yang baik, dalam hal ini adalah bersedekah.[9]
3. Men-tafshil (merinci) hadits yang masih bersifat globab (umum).
Contoh adalah Hadits yang berbunyi:
إن لله تعالى ملائكة في الأرض ينطق على ألسنة بني أدم بما في المرء من خير أو شر
“Sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi, yang dapat berbicara melalui mulut manusia mengenai kebaikan dan keburukan seseorang.” (HR. Hakim)
Dalam memahami Hadits tersebut, ternyata para sahabat merasa kesulitan, maka mereka bertanya: Ya Rasul !, Bagaimana hal itu dapat terjadi? Maka Nabi SAW menjelaskan lewat sabdanya yang lain sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik. Suatu ketika Nabi SAW bertemu dengan rombongan yang membawa jenazah. Para sahabat kemudian memberikan pujian terhadap jenazah tersebut, seraya berkata: “Jenazah itu baik”. Mendengar pujian tersebut, maka Nabi berkata: “wajabat” (pasti masuk surga) tiga kali. Kemudian Nabi SAW bertemu lagi dengan rombongan yang membawa jenazah lain. Ternyata para sahabat mencelanya, seraya berkata: “Dia itu orang jahat”. Mendengar pernyataan itu, maka Nabi berkata: “wajabat”. (pasti masuk neraka).
Ketika mendengar komentar Nabi SAW yang demikian, maka para sahabat bertanya: “Ya rasul !, mengapa terhadap jenazah pertama engkau ikut memuji, sedangkan terhadap jenazah kedua tuan ikut mencelanya. Engkau katakan kepada kedua jenazah tersebut: “wajabat” sampai tiga kali. Nabi menjawab: ia benar. Lalu Nabi berkata kepada Abu Bakar, wahai Abu Bakar sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi. Melalui mulut merekalah, malaikat akan menyatakan tentang kebaikan dan keburukan seseorang. (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)
Dengan demikian, yang dimaksud dengan para malaikat Allah di bumi yang menceritakan tentang kebaikan keburukan seseorang adalah para sahabat atau orang-orang yang mengatakan bahwa jenazah ini baik dan jenzah itu jahat.
4. Menentukan ada atau tidaknya nasikh-mansukh dalam suatu hadits.
Contoh asbab al-wurud yang berfungsi untuk menentukan adanya suatu nasikh – mansukh sebagaimana hadits berikut:
Hadits pertama:
افطر الحاجم و المحجوم
Artinya:
Batal puasa bagi orang yang membekam dan yang dibekam
 Hadits kedua:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يفطر من قاء ولا من احتلم ولا من احتجم
 Artinya
Rasulullah bersabda: Tidak batal puasa orang yang muntah, orang yang bermimpi kemudian keluar sperma dan orang yang berbekam.
 Kedua hadits tersebut tampak saling bertentangan, yang pertama menyatakan bahwa orang yang membekam dan dibekam sama-sama batal puasanya. Sedangkan hadits kedua menyatakan sebaliknya. Menurut Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hazm, hadits pertama sudah di-nasikh (dihapus) dengan hadits kedua. Karena hadits pertama lebih awal datangnya dari hadits kedua.
4.Menjelaskan ‘illah (sebab-sebab) ditetapkannya suatu hokum
Contoh hadis tentang khomr yang awalnya boleh untuk di minum, kemudian datang lagi hadis yang menjelaskan bahwa minum khomer tidak dianjurkan. Setelah itu datang lagi hadis yang menjelaskan bahwa minum khomer itu haram.
Asbabul wurud nya karena ada seorang imam yang mabuk saat berjamaah, sehingga menyebabkan semua bacaannya salah dan sholatnya jadi tidak sah.
6. Menjelaskan maksud suatu hadist yang masih musykil. (sulit dipahami atau janggal).
Contoh asbab al-wurud yang menjelaskan maksud hadits yang masih musykil (sulit dipahami atau janggal) adalah sebagaimana hadits berikut:
من تشبه قوما فهو منهم
Artinya:
Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka termasuk golongan mereka.
 Asbab al-wurud dari hadits ini adalah ketika dalam peperangan umat Islam dengan kaum kafir, Rasulullah kesulitan membedakan mereka mana yang teman dan mana yang lawan. Kemudian Rasulullah menginstruksikan kepada pasukan umat Islam agar memakai kode tertentu agar berbeda dengan musuh.  Dan yang masih menggunakan kode seperti musuh akan kena panah kaum pasukan Islam.
C.     Contoh Asbabul Wurudil Hadist
1.      Contoh: tentang Syafa’at
أتاني أتٍ من عند ربيّ فخَيَّرَنيِ بيْنَ أن يُدْخِلَ نصف ّأمتي الجنة و بين الشفاعة)
Artinya: telah datang kepadaku Malaikat dari Tuhanku azza wazalla yang menyuruh aku memilih diantara separuh umatku masuk surga atau syafa’at.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Musa Al-‘As’ari menurut penilaian Al-Haitsami, orang orang yang meriwayatkan hadits ini adalah tsiqat (dapat dipercaya)
Asbabul wurud    
Dijelaskan dalam musnad imam ahmad bersumber dari abu Musa Al-‘As’ari : kami telah bertempur melawan musuh bersama Nabi SAW kemudian kami bersama beliau turun untuk istirahat. Pada suatu malam aku terbangun, namun beliau tidak ada . aku mencari tetapi yang muncul adalah seorang sahabat yang juga mencari beliau . untunglah tiba-tiba Nabi datang menuju kami seraya bersabda; Engkau berada di daerah perang, maka jika engkau akan pergi karena karena suatu keperluan, katakanlah kepada yang lainnya sehingga ia menemanimu. Kemudian Rasulullah bercerita : aku telah mendengar suara seperti gemuruhnya suara lebah dan datanglah seorang malaikat yang menyuruh aku dst.
Keterangan
Yang datang kepada nabi adalah malaikat pembawa kabar gembira yang menerangkan bahwa nabi boleh memilih diantara dua yang beliau sukai yakni separuh umatnya masuk surga atau hak syafaat. Beliau memilih syafaat sehingga seluruh umat beliau akan masuk surga asalkan tidak berbuat syirik
2. Tentang Konsentrasi
إذا كتبت فَضعْ قلمك على اذُنِكَ فإنّه أَذْكر لك
Artinya jika engkau menulis letakkan penamu diatas kupinglu sebab dengan demikian engkau lebih ingat.
Diriwayatkan oleh al khatib dalam tarikhnya dari anas bin malik
Sababul wurudnya adalah kata anas, muawiyah salah satu seorang penulis wahyu jika ia lengah atau lupa mencatat wahyu yang diterimanya dari nabi ia meletakkan penanya kedalam mulutnya. Maka bersabdalah rasulullah: jika engkau menulis, letakkan penamu di telingamu
Keterangan
Hadits ini mengisyaratkan perlunya persiapan dan pemusatan pikiran di saat menulis dan mempelajari ilmu.
3.  Tentang Menziarahi kubur
إني نهيتكم عن زيارة القبور فزورها وَلْتزِدكم زيارتُها أجرا
“Sesungguhnya aku pernah melarang kamu menziarahi kubur maka sekarang ziarahilah dan tambahilah pahala kamu dengan menziarahinya”.
Diriwayatkan oleh Thahawi dalam al-atsar dari buraidah r.a dan dari sa’id berbunyi: arabny (aku larang kamu menziarahi kubur maka sekarang ziarahilah karena sesunggunya dalam menziarahi kubur itu terdapat pelajaran
asbabul wurud
Kata Burairah: kami bersaama rosul dalam suatu perjalanan. Kami singgah, sedangkan jumlah kami semuanya hampir 1.000 orang. Beliau mengerjakan shalat dua rakaat bersama kami. Kemudian beliau menghadapkan mukanya kepada kami. Air maya beliau mengalir membasahi pipi. Umar pun berdiri dan bersedia menggantikannya (segala apayang dihadapi nabi dengan dirinya. Umar bertanya: apa yang engkau rasakan wahai rasul: beliau menerangkan : sesungguhnya ku mohon izin kepada allah untuk mendo’akan keampunan kepada ibuku (istighfar) , tetapi Tuhan tidak mengizinkanku. Maka mengalirlah air mataku sebagai tanda kasih sayang kepadanya (yang melepaskannya) dari api neraka. Sesungguhnya aku pernah melarang kamu.





Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia

 Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia Oleh : Sukron Ibnu Rofiq Banyak kasus pelanggaran di Indonesia yang mencermink...