Tuesday, March 10, 2020

Makalah I,jaz Al-Qur,an (Mukjizat Al-Qur,an)


PEMBAHASAN

A.    Pengertian I’jaz
Kata i’jaz berasal dari kata a’jaza[1] yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Yang melemahkan disebut mu’jiz. Sedangkan secara istilah, mukjizat adalah suatu perkara yang luar biasa disertai dengan unsur tantantangandan tidak akan dapat ditandingi, yang diperlihatkan Allah melalui para Nabi dan Rasul-Nya.

B.     Syarat-syarat mukjizat
Al-Shabuni mengatakan, setiap mukjizat pasti mempunyai 5 syarat. Jika tidak memenuhi satu syarat saja, maka tidak bisa dinamakan mukjizat. Syarat-syarat tersebut adalah:
1.      Berupa sesuatu yang hanya mampu diciptakan oleh Allah.
2.      Berupa sesuatu yang aneh dan keluar dalam hukum alam.
3.      Merupakan bukti kebenaran dari pengakuan orang yang mengaku dirinya sebagai Rasul
4.      Pengakuan seorang Nabi yang menantang dengan mukjizat tersebut.
5.      Tidak seorang pun yang mampu menciptakan mukjizat yang serupa sebagai tandingan.[2]

C.    Macam-macam Mukjizat
Al-Suyuthi membagi mukjizat menjadi dua macam yaitu mukjizat hissiyah dan mukjizat aqliyah. Mukjizat hissiyah berarti yang bisa ditangkat oleh panca indra manusia, mukjizat aqliyah adalah mukjizat yang hanya bisa ditangkap oleh akal atau nalar manusia.
Mukjizat-mukjizat yang diberikan pada para Rasul sebelumnya yang kebanyakan berbenuk mukjizat hissiyah tidak kekal dan amat terbatas dalam masanya, namun mukjizat al-Qur’an akal kekal sepanjang zaman. Yang demikian membuktikan, bahwa al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar sepanjang zaman.
D.    Kemukjizatan-kemukjizatan al-Qur’an
Al-Shabuni mengemukakan segi-segi kemukjizatan al-Qur’an sebagai  berikut
1.      Susunannya yang indah dan berbeda dengan karya-karya yang ada dalam bahasa orang-orang Arab.
2.      Gaya bahasa yang menakjubkan yang jauh berbeda dengan uslub-uslub bahasa Arab.
3.      Sifat keagungannya yang tidak memungkinkan seseorang untuk mendatangkan yang serupa dengannya.
4.      Bentuk undang-undang di dalamnya sangat rinci dan sempurna melebihi undang-undang buatan manusia.
5.      Mengabarkan hal-hal ghaib yang tidak dapat diketahui, kecuali melalui wahyu.
6.      Uraiannya tidak ada pertentangan dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang dipastikan kebenarannya.
7.      Setiap janji dan ancaman yang dikabarkan benar-benar terjadi.
8.      Mengandung ilmu-ilmu pengetahuan.
9.      Memenuhi segala kebutuhan manusia.
10.  Berpengaruh pada hati pengikutnya dan orang-orang yang memusuhinya.[3]
E.      Pendapat Ulama
        Dalam ilmu kalam, terjadi perbedaan pandangan para ulama tentang apakah al-Qur’an itu merupakan makhluk atau bukan. Hal itu juga mendasari perbedaan pendapat mengenai mukjizat al-Qur’an. Pendapat mereka terbagi menjadi beberapa ragam, antara lain:
1.      Abu Ishaq Ibrahim al-Nizam dan pengikutnya dari kaum Syiah berpendapat bahwa kemukjizatan al-Qur’an adalah dengan cara shirfah. Maksudnya ialah bahwa Allah memalingkah orang-orang arab yang menentang al-Qur’an, padahal sebenarnya mereka mampu untuk menghadapinya. Pendapat ini merupakan pendapat yang salah.
2.      Satu golongan ulama berpendapat bahwa al-Qurr’an itu bermukjizat dengan balaghahnya yang mencapai tingkat tinggi dan tidak ada bandingannya dan ini adalah pendapat ahli bahasa.
3.      Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Qur’an adalah karena mengandung badi’ yang sangat unik dan berbeda dengan apa yang dikenal dalam perkataan orang arab pada umumnya.
4.      Golongan yang lain berpendapat bahwa al-Qur’an itu kemukjizatannya terletak pada pemberitaannya tentang hal-hal yang ghaib, yang telah lalu dan yang akan datang yang tidak ada seorang pun yang tahu.
5.      Satu golongan berpendapat bahwa mukjizat al-Qur’an itu terjadi karena ia mengandung berbagai macam ilmu hikmah yang dalam.[4]

F.     Faedah pembahasan I’jaz al-Qur’an
Diantara faidah mempelajari I’jaz al-Qur’an adalah:
1.      Dengan mempelajari I’jaz al-Qur’an akan semakin menambah keimanan. Bahkan, banyak juga orang masuk islam setelah mengetahui I’jaz al-Qur’an.
2.      Dengan mempelajari I’jaz al-Qur’an akan semakin memperkarya khazanah kailmuan.
3.     Menjaga kebenaran al-Qur’an dari orang-orang yang ingin melemahkan al-Qur’an.[5]
4.     Membuktikan kebenaran al-Qur’an pada musuh-musuh islam yang memandang remeh terhadap al-Qur’an.
    
G.    Tujuan I’jazul al-Qur’an dan sejarahnya
a.      Tujuan I’jaz Qur’an
Dari pengertian I’jaz dan mukjizat di atas, dapat diketahui bahwa tujuan I’jaz Qur’an itu banyak, di antaranya yaitu:
-         Membuktikan bahwa nabi Muhammad SAW yang membawa mukjizat kitab al-Qur’an itu benar-benar seorang Nabi/Rasul Allah. Beliau diutus untuk menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT kepada umat manusia dan untuk mencanangkan tantangan supaya menandingi al-Qur’an kepada mereka yang ingkar.
-         Membuktikan bahwa kitab al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu Allah SWT, bukan buatan Malaikat Jibril dan bukan bukan Nabi Muhammad SAW. Sebab, seandainya kitab al-Qur’an itu buatan Nabi Muhammad yang seorang ummi ( tidak pandai menulis dan membaca ), tentu pujangga-pujangga Arab yang professional, dimana mereka tidak hanya pandai menulis dan membaca tetapi juga ahli dalam sastra, gramatika Bahasa arab, dan balaghahnya akan bisa membuat seperti al-Qur’an. Kenyataannya, mereka tidak bisa membuat tandingan seperti al-Qur’an, sehingga jelaslah bahwa al-Qur’an itu bukan buatan manusia.
-         Menunjukan kelemahan mutu satra dan balaghah bahasan manusia, karena terbukti pakar-pakar pujangga sastra dan seni bahasa Arab tidak ada yang mampu mendatangkan kitab tandingan yang sama al-Qur’an, yang telah ditantangkan kepada mereka dalam berbagai tingkat dan bagian al-Qur’an.
-         Menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa umat manusia yang tidak sebanding dengan keangkuhan dan kesombongannya. Mereka ingkar tidak mau beriman mempercayai kewahyuan al-Qur’an dan sombong tidak mau menerima kitab suci itu. Mereka menuduh bahwa kitab itu hasil lamunan atau bantuan Nabi Muhammad sendiri. Kenyataannya, para pujangga sastra Arab tidak mampu membuat tandingan yang seperti al-Qur’an itu, walaupun hanya satu ayat[6]
b.      Sejarah ilmu I’jaz Qur’an
Ada ulama yang berpendapat, orang yang kali pertama menulis I’jaz Qur’an ialah Abu Ubaidah (wafat 208 H) daam kitab Majazul Qur’an. Lalu diusul oleh Al-Fara (wafat 207 H) yang menulis kitab Ma’anil Qur’an. Kemudian disusul Ibnu Quthaibah yang mengarang kitab Ta’wilu Musykilil Qur’an.
Pernyataan tersebut dibantah Abd. Qohir Al-Jurjanydalam kitabnya Dalailul I’jaz, bahwa semua kitab tersebut di atas bukan ilmu I’jaz Qur’an, melainkan sesuai dengan nama judul-judulnya itu.
      Menurut Dr.Shubhi Ash-Sholeh dalam kitabnya Mabahis Fi Ulumil Qur’an, bahwa orang yang kali pertama membicarakan I,jazil Qur’an  adalah Imam Al-Jahidh (wafat 255 H), ditulis dalam kitab Nuzhumul Qur’an. Hal ini seperti diisyaratkan dalam kitabnya yang lain, Al-Hayawan. Lalu disusul Muhammad bin Zaid Al-Wasithy (wafat 306 H). dalam kitab I’jaz Qur’an, yang banyak mengutip isi kitab Al-Jahidh tersebut di atas. Kemudian dilanjutkan Imam Ar-Rumany (wafat 384 H). dalam kitab Al-I’jaz, yang isinya mengupas segi-segi kemukjizatan al-qur’an. Lalu disusul oleh Al-Qadhi Abu Bakar Al-Baqillany (wafat 404 H) dalam kitab I’jazil Qur’an, yang isinya mengupas segi-segi kebalaghahan al-quran, di samping segi-segi kemukjizatannya, kitab ini sangat popular, kemudian disusul Abd. Qohir Al-Jurjany (wafat 471 H) dalam kitan Dala’ilul I’jaz dan Asrarul Balaghah.
      Para pujangga modern seperti Mushthofa Shodiq Ar-Rofi’y menulis tentang ilmu ini dalam kitab Tarikhul Adabil Arabi dan Prof. Dr. Sayyid Quthub dalam buku At-Tashwirul Fanni Fil Qur’an dan At-ta’bitul fil qur’an.[7]


















[1] Muhammad Gufron, M.Pd,,Ulumul Qur’an,hlm 59
[2] Muhammad Gufron, M.Pd, Ulumul Qur’an, hlm 60
[3] Muhammad Gufron, M.Pd, Ulumul Qur’an, hlm 61
[4] http://makalah2107.blogspot.com/2016/07/makalah-ijaz-kemukjizatan-al-quran.html?m=1
[5] Muhammad Gufron, M.Pd, Ulumul Qur’an, hlm 62
[6] Prof. Dr. H. Abdul Djalal H.A, Ulumul Qur’an, hlm 270
[7] Prof. Dr. H. Abdul Djalal H.A, Ulumul Qur’an, hlm 271

No comments:

Post a Comment

Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia

 Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia Oleh : Sukron Ibnu Rofiq Banyak kasus pelanggaran di Indonesia yang mencermink...