Saturday, February 22, 2020

MAKALAH PENERJEMAHAN MODEL GENERATIF

BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Penerjemahan Model generatif
Penerjemahan model generatif tidak lepas dari Teori Transformatif-Generatif.
Pada hakekatnya bahasa merupakan suatu kesatuan yang terdiri
dari beberapa aspek ketatabahasaan yaitu fonology, syntax, morfonologi,
dan semantic .Oleh karena itu dalam pembelajaran bahasa ataupun
bahasa asing memerlukan beberapa langkah-langkah penting dalam
proses pembelajarannya, diantaranya: pendekatan, metode, dan teknik
pembelajarannya. Dalam pembelajaran bahasa kita mengenal adanya beberapa pendekatan, diantaranya: pendekatan humanistik (Humanistic Approach),pendekatan berasaskan media (Media Based Approach), pendekatananalisis dan non-analisis (Analytical And Non-Analytical Approach), dan pendekatan komunikatif (Communicative Approach). Pendekatan komunkatif merupakan pendekatan dalam pembelajaran bahasa yang berhubungan dengan proses yang dilaksanakan manusia dalam bentuk bahasa yang diucapkan untuk mendapatkan pengetahuan dan sarana untuk saling bertukar pikiran.
Dalam pandangan Noam Chomsky pendekatan komunikatif memiliki bentuk yang berbeda. Pendekatan komunikatif menurutnya berhubungan langsung dengan psikologis manusia dan juga teori transformatif-generatif yang ia kemukakan. Pendekatan komunikatif menurutnya mencakup distingsi bahasa dalam teorinya yaitu compe- tence, performance, deep structure, surface structure, dan communicative competence.
1. Kompetensi Bahasa (Language Competence)
Teori transformatif-generatif telah menekankan bahwasannya ada
tiga aspek dalam segala bahasa yang membantu mencapai komunikasi
yang berhasil yaitu: aspek sintaksis, aspek fonologi, dan aspek semantik. Dari ketiga aspek ini dapat diketahui sejauh mana kemampuan bahasa
seseorang. Dalam teori transformatif generatif language competence adalah kemampuan berbahasa dasariah manusia yang mencakup kemampuan secara implisit untuk mengerti sebanyak mungkin kalimat.
Noam Chomsky menekankan bahwasannya kompetensi bahasa bukan merupakan kemampuan tentang kaedah-kaedah bahasa dalam otak manusia dan kemampuan dasar manusia dalam memperoleh bahasanya tetapi ia merupakan kemampuan dasar anak yang akan memudahkan seorang anak dalam memperoleh pengetahuan tentang bahasa dan menjadi anggota komunitas bahasa tersebut.
2. Performansi Bahasa (Performance)
Dalam kajian ketatabahasaan terdapat bentuk lain yang mendapat
perhatian para pengikut teori transformatif-generatif yaitu performansi
bahasa yang mereka gambarkan sebagai bentuk bahasa yang dapat dirasa-kan dalam kegiatan komunikatif . Sebagaimana halnya dengan surface
structure, performansi bahasa mencakup bahasa lisan dan bahasa tulisan
yang diibaratkan sebagai hasil yang nyata dari kegiatan berfikir otak.
Dalam teori transformatif-generatif performansi bahasa merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan berbahasa. Sebagaimana kompetensi bahasa yang merupakan kemampuan yang dimiliki
oleh setiap orang yang memungkinkannya untuk mengungkapkan keinginannya dalam bentuk bahasa baru, maka performansi adalah bentuk
nyata yang dapat dirasakan dalam kegiatan komunikasi hasil dari
pergerakan yang terjadi pada organ suara dalam tubuh manusia yang
meliputi lidah, bibir, tengorokan, pita suara untuk mengeluarkan bunyi.
Performansi bahasa merupakan penggunaan bahasa yang sebenarnya dalam situasi yang kongkrit (the actual use of language in concrete
situation). Performansi bahasa mencakup bahasa lisan dan tulisan serta
segala bentuk usaha yang berhubungan dengan keluarnya suara dari
dada hingga terbentukanya suara. Sehingga para ahli bahasa mengibaratkan performansi sebagai bahasa lisan atau perkataan yang merupakan hasil dari transformasi bahasa. Transformasi yang bermula dari
strukur dalam yang membawa makna, kemudian ditransformasikan
keluar dalam bentuk bunyi atau suara.
3. Struktur dalam dan Struktur Luar (Deep Structure And Surface
Structure)
Pandangan tentang struktur dalam dan luar tersebut lahir ketika
Noam Chomsky mendapati kepincangan dalam teori bahasa strukturalisme yang dikarenakan adanya ketidakmampuan teori strukturalisme untuk menunjukkan hubungan antara kata dan maknanya sebagaimana
teori tersebut hanya mengkaji struktur luar (Surface Structure) tanpa
adanya kajian terhadap struktur dalam (Deep Structur). Oleh karena itu
Noam Chomsky dalam teorinya menyatakan bahwa dalam bahasa terdapat tiga komponen penting yang harus ada dalam bahasa yaitu komponen grammar, komponen fonologi, dan komponen semantik .
Komponen fonologi dan semantik dalam bahasa merupakan
komponen interpretatif yang dinyatakan oleh komponen sintaksis
seperti bentuk bahasa dan hubungan antara sesama. Implikasi dari hal
tersebut adalah bahwa kalimat yang dihasilkan oleh sintaksis harus
mencerminkan dua struktur yaitu struktur (deep structure)dalam dan
struktur luar(surface structure). Pandangan seperti ini terlahir dari suatu hipotesis yang menyatakan bahwa semua bahasa dilihat dari struktur dalamnya adalah sama yaitu menunjukkan tingkat pemikirannya. Perbedaanya terletak pada struktur luarnya yaitu ujaran dan tulisan. Pengertian yang lebih luas adalah bahwa setiap individu menusia memiliki deep structure dalam dirinya kemudian ia mentransformasikannya ke dalam surface structurenya dalam bentuk tulisan dan ujaran. Sedangkan kemampuan mentransformasikan itu tidak lain adalah kompetensi dirinya.
4. Kompetensi Komunikatif (Communicative Competence).
Jika melihat perbedaan antara kompetensi bahasa (competence)
dan performansi bahasa (performance) serta struktur dalam dan struktur
luar, maka dapat kita simpulkan bahwasannya kompetensi komunikatif
berkaitan erat dengan kemampuan anak dalam menguasai keempat
elemen tersebut. Kompetensi bahasa merupakan sekumpulan elemenelemen yang mampu mengirimkan pesan dan mengolahnya dan saling berhubungan dengan yang lain dalam batasan tertentu. Sebagaimana
dikemukakan oleh Savingon bahwasannya kompetensi komunikatif
adalah sebuah sandaran yang terbentuk karena adanaya keterikatan
berbagai unsur bahasa dan hal ini tidak berlaku pada anak yang
terasingkan dari sebuah komunitas bahas. Kompetensi bahasa mencakup beberapa point yaitu: grammatical competence yaitu kemampuan manusia yang memberikan pengetahuan tentang kaedah-kaedah bahasa, sociolinguistics competence yaitu kemampuan manusia yang menpermudah pemahaman dialek suatu masyarakat
yang terjalin akibat adanya interaksi, discourse competence yaitu kemampuan manusia dalam memecahkan masalah dan berinterksi dengan bahasa, strategic competence yaitu kemampuan manusia dalam memilih kalimat-kalimat yang sesuai untuk memulai pembicaraaan dan mengakhirinya.
Kompetensi bahasa menurut Noam Chomsky berkaitan dengan
unsur psikologi dan terapan (applied) yang mana unsur psikologi berhubungan dengan alat yang digunakan merumuskan dan menggambarkan bahasa diantaranya adalah akal sehingga Ia menjadikan tujuan utama kajian bahasa adalah untuk mengungkap rahasia akal.Sedangkan unsur terapan dalam bahasa adalah sosiolinguistik (sociolinguistics) yang merupakan bagian dari ilmu bahasa terapan (applied linguistics).
Setelah membaca teori transformatif-generatif, kita dapat mengetahui bahwasanya dalam penerjrmahn model Generatif ini harus memperhatikan aspek sintaksis, fonologi, dan simantik bahasa asal dan bahasa sasaran. Model penerjemaham ini lebih berorientasi pada makna dari pada kalimat yang membungkus makna tersebut.
Didalam jurnal lain model generatif adalah model yang dalam penerjemahannya melibatkan banyak keputusan dan satu keputusan mempengaruhi keputusan-keputusan yang lainya.
Contoh penerjemahan model generatif
تقدم الأسواق التقليدية و المراكز التجارية الحديثة " مول " أنواعا من التخفيضات خاصة خلال رمضان و عيد الفطر 
Misalnya, penerjemahan kata pertama dalam kalimat itu bisa dimulai dengan mengawali subyek
الأسواق التقليدية و المراكز التجارية الحديثة “ مول”
yaitu: Pasar tradisional dan pasar modern “mall” menyajikan berbagai macam potongan harga (discount) khususnya pada saat Ramdhan dan idil Fitri.
Tetapi juga dapat dimulai dari objeknya
)أنواعا من التخفيضات(
yiatu: Berbagai macam potongan
harga (discount) disajikan Pasar tradisional dan pasar modern “mall” khususnya pada saat Ramdhan dan idil Fitri.
B. Proses Penerjemahan
Proses penerjemahan terbagi atas tiga cara, yaitu
 1.Analisis teks bahasa sumber
2. Pengalihan pesan
3. Restrukturisasi.
Analisis teks bahasa sumber dilakukan dengan memahami makna kalimat, frase, klausa dan kata. Serta memahami maksud atau konteks kata dan kalimat tersebut. Selanjutnya pengalihan pesan, jika makna kata atau kalimat dapat dilakukan dengan teliti sedemikian rupa dengan bantuan kamus misalnya. atau maksudnya dapat dipahami dengan menganalisis konteks. Kemudian merekontruksikan kebahasa sasaran menggunakan struktur kalimat yang berbeda sesuai dengan struktur bahasa sasaran.

No comments:

Post a Comment

Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia

 Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia Oleh : Sukron Ibnu Rofiq Banyak kasus pelanggaran di Indonesia yang mencermink...