PEMBAHASAN
1. Pengertian intrabahasa (intralingual)
Di dalam literature penerjemahan, ada beberapa ragam terjemahan yang pernah dikemukakan oleh para ahli. Ragam-ragam tersebut ada yang digolongkan menurut jenis sistem tanda yang terlibat, jenis naskah yang diterjemahkan, dan juga menurut proses penerjemahan serta penekanannya.
Roman Jakobson (1959 : 324) membedakan terjemahan menjadi tiga jenis, yaitu penerjemahan intrabahasa, dan terjemahan intersemiotik.
Yang dimaksud terjemahan intrabahasa adalah pengubahan suatu teks menjadi teks lain berdasarkan interpretasi penerjemah. Dan kedua teks ini ditulis dalam bahasa yang sama.Terdapat unsur didalam bahasa yang mana unsur itu sendiri seperti kalimat dan kata yang dituturkan disebut unsur intralingual
2. Unsur intrabahasa (intralingual)
Ferdina de sausure mengatakan bahwa makna sama halnya dengan tanda linguistic. Menurutnya tanda linguistic terdiri dari dua unsur yaitu yang diartikan dan yang mengartikan. Yang diartikan sebenernya tidak lain daripada konsep atau sesuatu dari bunyi. Sedangkan yang mengartikan itu tidak lain dari bunyi yang terbentuk fonem-fonem bahasa yang bersangkutan. Jadi dengan kata lain setiap tanda linguistic terdiri dari unsur bunyi dan makna. Dalam makna kedua unsur ini adalah unsur dalam bahasa(intralingual) yang merujuk pada seseuatu refren yang merupakan unsur luar bahasa.
Bagian unsur intralingual
1. Diksi atau pilihan kata
Diksi atau pilihan kata merupakan bagian yang sangat penting dalam komunikasi. Banyak kecenderungan seseorang semakin mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa terutama dalam pemilihan kata atau diksi. Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapata juga frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar. Pemakaian kata/pilihan kata tidak dapat digunakan sembarangan. Pemakaian kata harus sesuai dengan konteks yang ada. Misalnya kata wafat dan meninggal, kedua kata ini memiliki kata yang sama yang mana sama sama ditujukan kepada orang yang sudah dipanggil Tuhan.
2. Frasa
Menurut kunjana frasa merupakan satuan gramatikal yang merupakan gabungan kata dan gabungan kata itu bersifat non prediktif. Didalam kelompok kata tidak mungkin dapat ditemukan fungsi predikat seperti halnya didalam kalimat. Secara umum frasa dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu frasa eksosentris dan frasa endosentris. Frasa eksosentrisns adalah frasa yang sebagian unsurnya, atau mungkin juga seluruhnya tidak memiliki prilaku sintaksis yang sama denag semua komponen. Contoh ‘dengan sabar’, dengaan baik, dari rumah, pada hari, ‘disamping ketengah tengah’. Frasa endosentris dibedakan menjadi 2 yakni, frasa berinduk tunggal dan frasa berinduk jamak. Frasa endosentris berinduk tunggal merupakan frasa yang satu induknya menjadi pertanda kategorinya dan modifikator yangbersifat non prediktif.
Didalam kelompok kata tidak mungkin dapat ditemukan fungsi predikat seperti halnya didalam kalimat. Secara umum frasa dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu frasa eksosentris dan frasa endosentris. Frasa eksosentris adalah frasa yang sebagian unsurnya, atau mungkin juga seluruhnya tidak memiliki prilaku sintaksis yang sama denag semua komponen. Contoh ‘dengan sabar’, dengaan baik, dari rumah, pada hari, ‘disamping ketengah tengah’. Frasa endosentris dibedakan menjadi 2 yakni, frasa berinduk tunggal dan frasa berinduk jamak. Frasa endosentris berinduk tunggal merupakan frasa yang satu induknya menjadi pertanda kategorinya dan modifikator yang menjadi penjelas.
3. Klausa
Klausa adalah satuan kebahasaan yang merupakan gabungan kelompok kata yang setidaknya terdiri dari klausa dan predikat. Dengan demikian klausa itu bersifat prediktif dan berptensi untuk dijadikan kalimat. Klausa juga dapat menempati posisi subjek,objek,pelengkap dan keterangan.
4. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat di gunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan. Menurut kanjana kalimat dikatakan satuan bahasa terkecil karena sesungguhnya di atas kalimat masih terdapat satuan kebhasaan lain yang lebih besar . Kalimat memiliki beberapa unsur yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
3. Penggunanan Unsur Intralingual
Penggunaan unsur intrakingual disebabakaan oleh beberapa alas an seperti keefektifan kalimat, kepaduan klausa dengan klausa lain yang membentuk kalimat, ketepatan frasa, dan ketepatan penggunaan diksi sesuai daya bahasa yang ingin dimunculkan.
Disamping itu, pemunculan daya bahasa sebagai penanda kesantunan juga menggunakan unsur ekstralingual. Unsur ekstralingual dapat berupa konteks tuntutan, gerak tubuh, dan tanda tanda visual. Unsur Ekstralingual berupa konteks dapat memnuculkan daya bahasa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia
Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia Oleh : Sukron Ibnu Rofiq Banyak kasus pelanggaran di Indonesia yang mencermink...
-
Assalamualaikum, Saya posting ini untuk membantu mahasiswa PBA belajar khususnya dan untuk semua yang membutuhkan Heheh Semoga bermanfaa...
-
PEMBAHASAN A. P engertian A mil N awasib Amil nawasib merupakan diantara amil yang masuk pada fi’il mudhore. Sesuai deng...
-
Makalah administrasi pendidikan Penyusunan jadwal pelajaran BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ilmu merupakan seluruh usaha sadar untuk ...
No comments:
Post a Comment