BAB II
PEMBAHASAN
Wilayah kekuasaan islam pada masa dinasti Umayyah sangatlah luas,
sampai wilayah Eropa. Andalusia merupakan wilayah Eropa yang dikuasai islam pada
masa pemerintahan khalifah Al-Walid, salah seorang khalifah bani Umayyah yang
berpusat di Damaskus.
A.
Sepanyol pra Islam
Wilayah sepanyol merupakan daerah semaenanjung Andalusia. Umat
islam menduduki sepanyol ketika pemerintahan Al-Walid bin Abdul Malik
(705-715M).[1]
sebelum Sepanyol dikuasai Islam, pernah dikuasai oleh berbagai suku bangsa.
Pertama pada
abad ke 2 M, Sepanyol merupakan wilayah taklukan bangsa Romawi. Pada masa ini
juga berkembang agama Kristen, kebudayaan, undang-undang dan seni Romawi. Kedua
pada periode Romawi ini, juga masuk sejumlah imigrab Yahudi. Ketiga , sekitar
tahun 406M, Sepanyol dimasuki juga oleh bangsa Vandal. Mereka sempat menguasai
Sepanyol sampai dating bangsa Visighotic. Keempat, Sepanyol di taklukan oleh
bangsa Visighotic dan mendirikan kerajaan Ghotic.
Di bawah
kepemimpinan rezim yang terakhir Visighoric, Sepanyol berada dalm kondisi yang
sangat parah oleh adanya hirarki golongan dalam struktur masyarakat.
Kesenjangan terjadi begitu tajam pada praktek dan struktur soaial, ekonomi
politik dan keagamaan. Mengenai kekacauan yang terjadi dibawah kekuasaan
kerajaan Gotic di tunjukan beberapa kenyataan yaitu: pertama, kekuasaan
visighotic di Sepanyol menggunakan tangan besi. Kedua, struktur masyarakat yang
tidak serasi karena adanya pembagian kelas-kelas dalam masyarakat. Ketiga,
watak buruk akibat lingkungan yang buruk. Keempat, kelompok pendeta merasa
tersisihkan oleh rezim imperium Romawi. Kenyataan inilah yang menjadi sumber
persoalan yang dihadapi Sepanyol.
Secara
sederhana dapat disebutkan bahwa sebelum datangnya Islam ke Sepanyol, keadaan
masyarakat disana sangatlah buruk sekali.
Di bawah kekuasaan raja Ghotic yang menindas itu, menjadikan kondisi masyarakat
sangat memprihatinkan. Kondisi inilah
yang membuat Sepanyol merindukan munculnya “ratu adil” . Seseorang yang bisa
mengeluarkan mereka dari kesengsaraan yang mereka derita selama ini. Mereka
menemukan jawabannya ketika Islam dating ke Sepanyol.
B.
Ekspansi Islam ke Sepanyol
Proses
penaklukan Sepanyol oleh umat Islam terjadi relatif
mudah, hal ini di sebabkan oleh berbagi faktor
yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal, yaitu adanya dukungan
dari masyarakat Sepanyol kepada umat Islam. Sedangkan faktor eksternalnya
adalah kondisi yang terdapat dalam diri umat Islam sendiri. Pada saat itu bani Umayyah memiliki pasukan yang tangguh, percaya
diri memiliki sifat toleransi, persaudaraan dan tolong menolong. Sikap ini
memyebabkan penduduk Sepanyol menerima kedatangan Islam disana.
Dalam ekspansi
ke Sepanyol ini terdapat tiga orang pahlawan Islam yang tak terlupakan yaitu
Tharif ibn Malik, Tariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nusair.[2]
Tharif ibn Malik dapat dikatakan sebagai perintis dan penyelidik yang
menyebrangi selat dengan berkekuatan 400 pejalan kaki dan 100 tentara berkuda.
Dalam penyerbuan ini kaum muslimin tidak mendapatkan perlawanan yang berat.
Kaum muslimin memperoleh kemenangan dan kembali ke Afrika dengan membawa harta
rampasan perang. Didorong keberhasilan Tharif serta kemelut yang melanda
kerajaan Ghotic, Musa ibn Nusair memerintahkan Thoriq ibn Ziyad untuk kembali
membawa pasukannya kembali ke Sepanyol pada tahun 711M. Pada waktu itu pasukan
Thoriq berjumlah 7.000 orang. Thoriq dan pasukannya menyeberangi selat dengan
kapal dari ratu Julian dan mendarat di Gibraltar (jabal Thoriq). Pasukan Thoriq
tidak mendapatkan perlawanan yang berarti. Dengan bantuan Julian, pasukan bergerak menuju utara.
Bersama
kedatangan Thoriq, Roderic sedang mengatasi masalah-masalah di bagian utara
Sepanyol. Theodomir yang berjumpa dengan pasukan muslim segera melapor pada
Roderick, bahwa iya telah berpapasan dengan tentara misterius. Dengan berita
itu, Roderick langsung menyiapkan
100.000 orang tentara. Karena jumlah pasukan lawan lebih besar maka Thariq
meminta bantuan pada Musa di Afrika. Kemudian musa mengirim pasukan bantuan
sebanyak 5.000 orang prajurit, hingga jumlah pasukan muslim menjadi 12.000
orang. Pertempuran akhirnya meletus pada tahun 711 M di pinggir sungai lakkah
yang sekarang dinamakan salado. Perang ini berlangsung selama delapan hari.
Raja Redorick terbunuh dan pasukannya di hancurkan oleh tentara muslim. Para
sejarawan mencatat kemenangan Thariq ibn Ziyad terhadap pasukan Roderick
merupakan prestasi yang luar biasa dan dramatis yang dilakukan oleh umat Islam.
Serangan Thariq
ibn Ziyad di teruskan oleh Musa ibn Nusair pada tahun 712 M. dengan membawa
pasukan 18.000 orang. Pasukan ini terdiri dari penduduk Yaman dan sejumlah
sahabat nabi Muhammad SAW. menuju Sepanyol untuk menaklukan semua daerah
Sepanyol. Namun saying sekali mereka tidak bisa menaklukan pegunungan di barat
laut (daerah Galisia) ya itu tempat pengungsian bangsa Ghotic dari serangan
kaum muslimin. Sejarah mencatat keberhasilan kaum muslimin tidak lepas dari
bantuan orang Sepanyol yaitu Ratu Julian yang berselisih dengan raja Redorick.
Setelah penaklukan ini, Sepanyol menjadi provinsi baru dalam kekuasaan islam.
C. Perkembangan Islam Di Sepanyol
Penguasaan umat isalm di Andalus dapat di bagi
menjadi beberapa periode:
1. Periode Pertama (711-755M)
Periode ini antara tahun 711-755 M, Andalus diperintah
oleh para wali yang diangkat oleh kholifah bani ummayyah yang terpusat di
Damaskus. Pada periode ini Andalus secara politis belum setabil, masih terjadi
perebutan kekuasaan antar elit penguasa, atau masih adanya ancaman musuh islam
setempat.
2. Periode Kedua (755-912M)
Pada masa ini Sepanyol diperintah oleh seorang amir
(panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk pada pusat pemerintahan Abbasiyah
di Baghdad. Amir pertama memerintah di Sepanyol adalah Abdurrahman tahun 138 H/
755 M dan diberi gelar Ad-Dakhil( yang masuk ke Sepanyol).
Abdurrahman ad-Dakhil adalah keturunan bani Umayyah yang
selamat dari bani Abbasiyah yang menaklukan bani Umayyah di Damaskus. Dia
berhasil melarikan diri ke Sepanyol. Penguasa-penguasa Sepanyol pada periode
ini adalah Abdurrahman ad-Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abdurrahman al Ausath,
Muhammad ibn Abdurrahman, Munzir ibn Muhammad, dan Abdullah ibn Muhammad.
Pada periode ini, mulai memperoleh banyak kemajuan, baik
di bidang politik maupun peradaban. Abdurrahman ad-Dakhil mendirikan masjid
Cordova dan mendirikan sekolah-sekolah di kota-kota besar Sepanyol. Hisyam I
dikenal sebagai pembaharu bidang kemiliteran. Dia yang memprakarsai adanya
tentara bayaran. Abdurrahman Al-Ausath dikenal sebagai pemimpin yang cinta
dengan keilmuan. Pada pemerintahan Abdurrahman al-Ausath pemikiran filsafat
mulai masuk ke Sepanyol.
Gangguan
politik yang serius pada periode ini justru datang dari umat islam sendiri.
Pemberontak di Toledo pada tahun 852 M membentuk negara kota yang berlangsung
selama 80 tahun. Disamping itu kelompok yang tidak puas terhadap kepemimpinan
Umayyah II, mereka menuntut terjadinya revolusi. Perselisihan antara orang
Barbar dan orang Arab juga masih sering terjadi.
3. Periode Ketiga (912-1013M)
Berawal dari pemerintahan Abdurrahman al-Nasir li dinillah (penggerak agama
Allah) sampai munculnya raja-raja
kelompok (kecil) yang dikenal dengan Muluk al Thawaif. Masa ini penguasa
menggunakan gelar Khalifah. Gelar ini dipakai berawal dari terbunuhnya khalifah
bani Abbasiyah al-Muktadir yang dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Keadaan ini
dinilai Abbasiyah dalam keadaan yang tidak jelas. Oleh sebab itu, moment
tersebut dianggap sebagai waktu yan tepat untuk memakai gelar khalifah yang
telah di rampas oleh Abbasiyah selam 150 tahun lebih. Khalifah-khalifah besar
pada periode ini adalah Abdurrahman al-Nasir (912-961M), Hakam II (961-976M),
dan Hisyam II (976-1009M).
Pada periode ini Islam Sepanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan,
menyaingi kejayaan daulah Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman al-Nasir mendirikan
universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam
II juga seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Masyarakat juga dapat
menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. Pembangunan kota berlangsung cepat.
Awal kehancuran khalifah banni ummayah yaitu ketika hasyim II naik tahta pada
usia 11 tahun. Oleh karena itu kekuasaan dipegang oleh para pejabat hingga pada
tahun 1981 M, khalifah menunjuk Ibnu Abbi Khamir sebagai pemegang kekuasaan
secara mutlak, dia seorang yang ambisius yang berhasil menancapkan kekuasaanya
dan melebarkan wilayah islam dengan menyingkirkan rekan rekan dan saingannya. Dia di beri gelr Al Mansur Billah. Ia wafat pada tahun 1002 M dan
digantikan oleh anaknya Almuzafar, yang masih dapat mempertahankan kerajaan.
Setelah dia wafat pada tahun 1008 M, ia digantikan oleh adiknya yang tidak
memiliki kualitas bagi jabatan itu. Hanya dalam beberapa tahun akhirnya Dinasti
Ummayah di Andalusia hancur. Pada tahun 1009 khalifah mengundurkan diri.
Beberapa orang yang mencoba menggantikan jabatah kholifah tetapi mereka tidak
sanggup memperbaiki keadaan waktu itu. Akhirnya pada tahun 1013 M, dewan mentri
yang memerintah Kordofa menghapus jabatah kholifah. Ketika itu Spanyol sudah
terpecah dalam banyak sekali Negara kecil yang berpusat di kota kota tertentu.
4.
Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada
periode ini, Spanyol terpecah lebih dari 30 negara kecil di bawah raja raja
golongan (Al Muluk Attawaif). Masa ini merupakan masa kekalutan ibu kota yang
banyak dipergunakan oleh Amir untuk memisahkan kekuasaanya dari kekuasaan
khalifah di Khordofa. Periode ini mulai memasuki pertikaian internal umat
islam, karena umat Kristen menyaksikan kekacauan pemerintahan umat islam merek
mulai mengambil inisiatif penyerangan untuk pertama kalinya. Dan kekuatan islam
diketahui mulai menurun dan tiba saatnya untuk diahancurkan.
5.
Periode Kelima (1086-1048M)
Pada
abad ke 25 ini, spanyol islam masih mempunyai suatu kekuatan yang dominan,
yaitu dinasti morapitun (1086 – 1143 M) dan dinasti muwwahudun (1146-1235 M).
dinasti morapitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh
yusuf ibnu pashtin di Afrika utara pada tahun 1062 M , ia berhasil mendirikan
kerajaan yang berpusat di Marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas undangan penguasa
penguasa islam disana yang telah berjuang mempertahankan negerinya dari
serangan kaum Nasrani. Iya dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M
dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia.
6.
Periode Keenam(1248-1492M)
Kerajaan
Branada merupakan pertahanan terakhir muslim Spanyol di bawah kekuasaan dinasti
bani ahmar (1232-1492M). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman abdul rahman alnasir. Akan tetapi
secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Umat Kristen
hampir menguasai seluruh Spanyol dan masa ini adalah saat terakhir islam
berkuasa di Spanyol. Kekuasan ini hanya tinggal pertahan akhir ini berakhir
karena perselisihan orang orang istana dalam perebutan kekuasaan, akhirnya pada
tahun 1492 M islam di kalahkan oleh Kristen.
D.
Kemajuan peradaban islam di spanyol
Sangat
menonjol dalam bebagai bidang baik dalam bidang intelektual yang menyebabkan
lkebangkitan Eropa saat ini, bidang kebnudayaan dalam hal ini bangunan fisik
atau arsitektur, maupun bidang bidang lainnya. Puncak kemajuan peradaban islam
di Spanyol berdampak bagi kemajuan peradaban Eropa[3].
a.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan
Kemajuan
di Spanyol islam pada saat ini berimbas pada bangkitnya Renaisains dunia barat
pada abad pertengahan sehingga dapat dikatakan bahwa arab spanyol adalah guru
bagi Eropa adapun kemajuan kemajuan intelektual yang telah di capai oleh islam
di Spanyol antara lain :
1.
Filsafat
Filsafat
telah masuk ke Spanyol pada abad ke IX, ketika
pemerintahan di pegang oleh Muhammad ibn Abdurrahman. Terbukti dengan adanya
salinan naskah kuno "Rasa’il ikhwan al-safa” di Eropa yang dianggap
berasal dari Masalamah ibn Ahmad Al-Majrity. Mahasiswa dan pelajar muslim
Spanyol melakukan study rihlah ke Baghdad. Selain itu Muhammad Ibn Abd
al-Jabali pergi ke timur pada tahun 952 M belajar logika bersama Abu Sulaiman
dan kembali ke Spanyol pada tahun 965M. Buku-buku banyak ditransfer dari
Baghdad ke Spanyol, terutama sewaktu mahasiswa dan pelajar pulang dari
studinya. Hakam II berinisiatif mengumpulkan ratusan ribu buku, diantaranya
adalah filsafat. Setelah filsafat di
timur mulai redup kemudian pindah ke Spanyol dan mendapat kemajuan di
tangan Ibnu Bajjah, Ibnu Tufail, dan Ibnu Rusyd.
2.
Sains
Sejalan dengan perkembangan filsafat, sains
pun berkembang di zama Spanyol Islam. Ilmu kedokteran, musik, matematika,
astronomi, kimia dan lain-lainnya berkembang dengan baik. Abbas ibn Farans
terkenal sebagai ahli kimia dan astronomi, ia merupakan orang pertama yang
menemukan kaca dari batu. Ibrahaim ibn
Yahya al-Naqqas sebagai pakar astronomi juga telah berhasil menentukan waktu
terjadinya gerhana matahari dan lama berlangsungnya. Ia juga ahli dalam membuat
tropong yang dapat digunakan untuk menentukan jarak tata surya dan
bintang-bintang. Berkaitan dengan astronomi, ilmuan islam juga menemukan ilmu
trigonometri, aljabar, dan geometri analisis.
Ilmu kedokteran juga berkembang, munculnya
Ahmad ibn Ibas dari Cordova sebagai ahli
dalam bidang obat-obatan(farmasi). Umm al-Hasan binti Abi Ja’far dan saudara
perempuan dari Al-Hafiz merupakan ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan geografi, banyak
melahirkan penulis dan pemikir terkemuka seperti Ibnu Al-Khatib, Sultan Granada
meninggal tahun 1374 di Fez telah menulis kira-kira 60 buku tentang sejarah dan
ilmu bumi. Ibnu Khaldun, Ibnu Jubair dan masih banyak lagi.
3.
Ilmu Fiqih
Ilmu fiqih yang berkembang di Spanyol adalah madzhab imam
Maliki. Murid-murid imam Malik lah yang berperan dalam pengembangan ilmu fiqih
di Spanyol. Mereka adalah Abdul Malik Ibn Habib al-Sullami, Yahya ibn Yahya
al-Lais, dan Isa ibn Dinar.
4.
Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab di wilayah Spanyol Islam menjadi bahasa
ilmiah dan bahasa resmi negara. Bahasa Arab mengalahkan bahasa asli Spanyol.
Mereka menomorduakan bahasa mereka sendiri dan banyak di antara mereka yang
pintar berbahas arab dan menguasai ilmu tata bahasanya. Di antara tokoh ahli
bahasa zaman Spanyol Islam adalah ibn Sayyiddin, ibn Malik, Ibnu Khurif, Ibnu
Al-Hajj dan lain-lain.
5.
Kemajuan pembangunan fisik
[1] Abrari Syauqi. 2016. Sejarah Peradaban Islam. (Yogyakarta:
Aswaja Pressindo ) hlm 66
[2] Imam Fuadi.2012.Sejarah Peradaban Islam.(Yogyakarta: Teras)
hlm 26
No comments:
Post a Comment