Thursday, February 27, 2020

Makalah Islam di Andalusia (Sepanyol)


BAB II
PEMBAHASAN
Wilayah kekuasaan islam pada masa dinasti Umayyah sangatlah luas, sampai wilayah Eropa. Andalusia merupakan wilayah Eropa yang dikuasai islam pada masa pemerintahan khalifah Al-Walid, salah seorang khalifah bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
A.    Sepanyol pra Islam
Wilayah sepanyol merupakan daerah semaenanjung Andalusia. Umat islam menduduki sepanyol ketika pemerintahan Al-Walid bin Abdul Malik (705-715M).[1] sebelum Sepanyol dikuasai Islam, pernah dikuasai oleh berbagai suku bangsa.
Pertama pada abad ke 2 M, Sepanyol merupakan wilayah taklukan bangsa Romawi. Pada masa ini juga berkembang agama Kristen, kebudayaan, undang-undang dan seni Romawi. Kedua pada periode Romawi ini, juga masuk sejumlah imigrab Yahudi. Ketiga , sekitar tahun 406M, Sepanyol dimasuki juga oleh bangsa Vandal. Mereka sempat menguasai Sepanyol sampai dating bangsa Visighotic. Keempat, Sepanyol di taklukan oleh bangsa Visighotic dan mendirikan kerajaan Ghotic.
            Di bawah kepemimpinan rezim yang terakhir Visighoric, Sepanyol berada dalm kondisi yang sangat parah oleh adanya hirarki golongan dalam struktur masyarakat. Kesenjangan terjadi begitu tajam pada praktek dan struktur soaial, ekonomi politik dan keagamaan. Mengenai kekacauan yang terjadi dibawah kekuasaan kerajaan Gotic di tunjukan beberapa kenyataan yaitu: pertama, kekuasaan visighotic di Sepanyol menggunakan tangan besi. Kedua, struktur masyarakat yang tidak serasi karena adanya pembagian kelas-kelas dalam masyarakat. Ketiga, watak buruk akibat lingkungan yang buruk. Keempat, kelompok pendeta merasa tersisihkan oleh rezim imperium Romawi. Kenyataan inilah yang menjadi sumber persoalan yang dihadapi Sepanyol.
Secara sederhana dapat disebutkan bahwa sebelum datangnya Islam ke Sepanyol, keadaan masyarakat disana  sangatlah buruk sekali. Di bawah kekuasaan raja Ghotic yang menindas itu, menjadikan kondisi masyarakat sangat memprihatinkan.  Kondisi inilah yang membuat Sepanyol merindukan munculnya “ratu adil” . Seseorang yang bisa mengeluarkan mereka dari kesengsaraan yang mereka derita selama ini. Mereka menemukan jawabannya ketika Islam dating ke Sepanyol.
B.      Ekspansi Islam ke Sepanyol
Proses penaklukan Sepanyol oleh umat Islam terjadi relatif mudah, hal ini di sebabkan oleh berbagi faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal, yaitu adanya dukungan dari masyarakat Sepanyol kepada umat Islam. Sedangkan faktor eksternalnya adalah kondisi yang terdapat dalam diri umat Islam sendiri. Pada saat itu bani Umayyah memiliki pasukan yang tangguh, percaya diri memiliki sifat toleransi, persaudaraan dan tolong menolong. Sikap ini memyebabkan penduduk Sepanyol menerima kedatangan Islam disana.
Dalam ekspansi ke Sepanyol ini terdapat tiga orang pahlawan Islam yang tak terlupakan yaitu Tharif ibn Malik, Tariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nusair.[2] Tharif ibn Malik dapat dikatakan sebagai perintis dan penyelidik yang menyebrangi selat dengan berkekuatan 400 pejalan kaki dan 100 tentara berkuda. Dalam penyerbuan ini kaum muslimin tidak mendapatkan perlawanan yang berat. Kaum muslimin memperoleh kemenangan dan kembali ke Afrika dengan membawa harta rampasan perang. Didorong keberhasilan Tharif serta kemelut yang melanda kerajaan Ghotic, Musa ibn Nusair memerintahkan Thoriq ibn Ziyad untuk kembali membawa pasukannya kembali ke Sepanyol pada tahun 711M. Pada waktu itu pasukan Thoriq berjumlah 7.000 orang. Thoriq dan pasukannya menyeberangi selat dengan kapal dari ratu Julian dan mendarat di Gibraltar (jabal Thoriq). Pasukan Thoriq tidak mendapatkan perlawanan yang berarti. Dengan bantuan Julian, pasukan  bergerak menuju utara.
Bersama kedatangan Thoriq, Roderic sedang mengatasi masalah-masalah di bagian utara Sepanyol. Theodomir yang berjumpa dengan pasukan muslim segera melapor pada Roderick, bahwa iya telah berpapasan dengan tentara misterius. Dengan berita itu, Roderick langsung   menyiapkan 100.000 orang tentara. Karena jumlah pasukan lawan lebih besar maka Thariq meminta bantuan pada Musa di Afrika. Kemudian musa mengirim pasukan bantuan sebanyak 5.000 orang prajurit, hingga jumlah pasukan muslim menjadi 12.000 orang. Pertempuran akhirnya meletus pada tahun 711 M di pinggir sungai lakkah yang sekarang dinamakan salado. Perang ini berlangsung selama delapan hari. Raja Redorick terbunuh dan pasukannya di hancurkan oleh tentara muslim. Para sejarawan mencatat kemenangan Thariq ibn Ziyad terhadap pasukan Roderick merupakan prestasi yang luar biasa dan dramatis yang dilakukan oleh umat Islam.
Serangan Thariq ibn Ziyad di teruskan oleh Musa ibn Nusair pada tahun 712 M. dengan membawa pasukan 18.000 orang. Pasukan ini terdiri dari penduduk Yaman dan sejumlah sahabat nabi Muhammad SAW. menuju Sepanyol untuk menaklukan semua daerah Sepanyol. Namun saying sekali mereka tidak bisa menaklukan pegunungan di barat laut (daerah Galisia) ya itu tempat pengungsian bangsa Ghotic dari serangan kaum muslimin. Sejarah mencatat keberhasilan kaum muslimin tidak lepas dari bantuan orang Sepanyol yaitu Ratu Julian yang berselisih dengan raja Redorick. Setelah penaklukan ini, Sepanyol menjadi provinsi baru dalam kekuasaan islam.
C.     Perkembangan Islam Di Sepanyol
Penguasaan umat isalm di Andalus dapat di bagi menjadi beberapa periode:
1.      Periode Pertama (711-755M)
Periode ini antara tahun 711-755 M, Andalus diperintah oleh para wali yang diangkat oleh kholifah bani ummayyah yang terpusat di Damaskus. Pada periode ini Andalus secara politis belum setabil, masih terjadi perebutan kekuasaan antar elit penguasa, atau masih adanya ancaman musuh islam setempat.
2.      Periode Kedua (755-912M)
Pada masa ini Sepanyol diperintah oleh seorang amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk pada pusat pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama memerintah di Sepanyol adalah Abdurrahman tahun 138 H/ 755 M dan diberi gelar Ad-Dakhil( yang masuk ke Sepanyol).
Abdurrahman ad-Dakhil adalah keturunan bani Umayyah yang selamat dari bani Abbasiyah yang menaklukan bani Umayyah di Damaskus. Dia berhasil melarikan diri ke Sepanyol. Penguasa-penguasa Sepanyol pada periode ini adalah Abdurrahman ad-Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abdurrahman al Ausath, Muhammad ibn Abdurrahman, Munzir ibn Muhammad, dan Abdullah ibn Muhammad.
Pada periode ini, mulai memperoleh banyak kemajuan, baik di bidang politik maupun peradaban. Abdurrahman ad-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan mendirikan sekolah-sekolah di kota-kota besar Sepanyol. Hisyam I dikenal sebagai pembaharu bidang kemiliteran. Dia yang memprakarsai adanya tentara bayaran. Abdurrahman Al-Ausath dikenal sebagai pemimpin yang cinta dengan keilmuan. Pada pemerintahan Abdurrahman al-Ausath pemikiran filsafat mulai masuk ke Sepanyol.
      Gangguan politik yang serius pada periode ini justru datang dari umat islam sendiri. Pemberontak di Toledo pada tahun 852 M membentuk negara kota yang berlangsung selama 80 tahun. Disamping itu kelompok yang tidak puas terhadap kepemimpinan Umayyah II, mereka menuntut terjadinya revolusi. Perselisihan antara orang Barbar dan orang Arab juga masih sering terjadi.
3.      Periode Ketiga (912-1013M)
Berawal dari pemerintahan Abdurrahman al-Nasir li dinillah (penggerak agama Allah)  sampai munculnya raja-raja kelompok (kecil) yang dikenal dengan Muluk al Thawaif. Masa ini penguasa menggunakan gelar Khalifah. Gelar ini dipakai berawal dari terbunuhnya khalifah bani Abbasiyah al-Muktadir yang dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Keadaan ini dinilai Abbasiyah dalam keadaan yang tidak jelas. Oleh sebab itu, moment tersebut dianggap sebagai waktu yan tepat untuk memakai gelar khalifah yang telah di rampas oleh Abbasiyah selam 150 tahun lebih. Khalifah-khalifah besar pada periode ini adalah Abdurrahman al-Nasir (912-961M), Hakam II (961-976M), dan Hisyam II (976-1009M).
Pada periode ini Islam Sepanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan, menyaingi kejayaan daulah Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman al-Nasir mendirikan universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Masyarakat juga dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. Pembangunan kota berlangsung cepat. Awal kehancuran khalifah banni ummayah yaitu ketika hasyim II naik tahta pada usia 11 tahun. Oleh karena itu kekuasaan dipegang oleh para pejabat hingga pada tahun 1981 M, khalifah menunjuk Ibnu Abbi Khamir sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak, dia seorang yang ambisius yang berhasil menancapkan kekuasaanya dan melebarkan wilayah islam dengan menyingkirkan rekan rekan dan saingannya. Dia di beri gelr Al Mansur Billah. Ia wafat pada tahun 1002 M dan digantikan oleh anaknya Almuzafar, yang masih dapat mempertahankan kerajaan. Setelah dia wafat pada tahun 1008 M, ia digantikan oleh adiknya yang tidak memiliki kualitas bagi jabatan itu. Hanya dalam beberapa tahun akhirnya Dinasti Ummayah di Andalusia hancur. Pada tahun 1009 khalifah mengundurkan diri. Beberapa orang yang mencoba menggantikan jabatah kholifah tetapi mereka tidak sanggup memperbaiki keadaan waktu itu. Akhirnya pada tahun 1013 M, dewan mentri yang memerintah Kordofa menghapus jabatah kholifah. Ketika itu Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali Negara kecil yang berpusat di kota kota tertentu.
4.      Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini, Spanyol terpecah lebih dari 30 negara kecil di bawah raja raja golongan (Al Muluk Attawaif). Masa ini merupakan masa kekalutan ibu kota yang banyak dipergunakan oleh Amir untuk memisahkan kekuasaanya dari kekuasaan khalifah di Khordofa. Periode ini mulai memasuki pertikaian internal umat islam, karena umat Kristen menyaksikan kekacauan pemerintahan umat islam merek mulai mengambil inisiatif penyerangan untuk pertama kalinya. Dan kekuatan islam diketahui mulai menurun dan tiba saatnya untuk diahancurkan.
5.      Periode Kelima (1086-1048M)
Pada abad ke 25 ini, spanyol islam masih mempunyai suatu kekuatan yang dominan, yaitu dinasti morapitun (1086 – 1143 M) dan dinasti muwwahudun (1146-1235 M). dinasti morapitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh yusuf ibnu pashtin di Afrika utara pada tahun 1062 M , ia berhasil mendirikan kerajaan yang berpusat di Marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas undangan penguasa penguasa islam disana yang telah berjuang mempertahankan negerinya dari serangan kaum Nasrani. Iya dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia.
6.      Periode Keenam(1248-1492M)
Kerajaan Branada merupakan pertahanan terakhir muslim Spanyol di bawah kekuasaan dinasti bani ahmar (1232-1492M). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti  di zaman abdul rahman alnasir. Akan tetapi secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Umat Kristen hampir menguasai seluruh Spanyol dan masa ini adalah saat terakhir islam berkuasa di Spanyol. Kekuasan ini hanya tinggal pertahan akhir ini berakhir karena perselisihan orang orang istana dalam perebutan kekuasaan, akhirnya pada tahun 1492 M islam di kalahkan oleh Kristen.
D.    Kemajuan peradaban islam di spanyol
Sangat menonjol dalam bebagai bidang baik dalam bidang intelektual yang menyebabkan lkebangkitan Eropa saat ini, bidang kebnudayaan dalam hal ini bangunan fisik atau arsitektur, maupun bidang bidang lainnya. Puncak kemajuan peradaban islam di Spanyol berdampak bagi kemajuan peradaban Eropa[3].
a.       Kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan
Kemajuan di Spanyol islam pada saat ini berimbas pada bangkitnya Renaisains dunia barat pada abad pertengahan sehingga dapat dikatakan bahwa arab spanyol adalah guru bagi Eropa adapun kemajuan kemajuan intelektual yang telah di capai oleh islam di Spanyol antara lain :


1.      Filsafat
Filsafat telah masuk ke Spanyol pada abad ke IX, ketika pemerintahan di pegang oleh Muhammad ibn Abdurrahman. Terbukti dengan adanya salinan naskah kuno "Rasa’il ikhwan al-safa” di Eropa yang dianggap berasal dari Masalamah ibn Ahmad Al-Majrity. Mahasiswa dan pelajar muslim Spanyol melakukan study rihlah ke Baghdad. Selain itu Muhammad Ibn Abd al-Jabali pergi ke timur pada tahun 952 M belajar logika bersama Abu Sulaiman dan kembali ke Spanyol pada tahun 965M. Buku-buku banyak ditransfer dari Baghdad ke Spanyol, terutama sewaktu mahasiswa dan pelajar pulang dari studinya. Hakam II berinisiatif mengumpulkan ratusan ribu buku, diantaranya adalah filsafat. Setelah filsafat di  timur mulai redup kemudian pindah ke Spanyol dan mendapat kemajuan di tangan Ibnu Bajjah, Ibnu Tufail, dan Ibnu Rusyd.
2.      Sains
Sejalan dengan perkembangan filsafat, sains pun berkembang di zama Spanyol Islam. Ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lainnya berkembang dengan baik. Abbas ibn Farans terkenal sebagai ahli kimia dan astronomi, ia merupakan orang pertama yang menemukan kaca dari  batu. Ibrahaim ibn Yahya al-Naqqas sebagai pakar astronomi juga telah berhasil menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan lama berlangsungnya. Ia juga ahli dalam membuat tropong yang dapat digunakan untuk menentukan jarak tata surya dan bintang-bintang. Berkaitan dengan astronomi, ilmuan islam juga menemukan ilmu trigonometri, aljabar, dan geometri analisis.
Ilmu kedokteran juga berkembang, munculnya Ahmad ibn Ibas dari Cordova sebagai  ahli dalam bidang obat-obatan(farmasi). Umm al-Hasan binti Abi Ja’far dan saudara perempuan dari Al-Hafiz merupakan ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan geografi, banyak melahirkan penulis dan pemikir terkemuka seperti Ibnu Al-Khatib, Sultan Granada meninggal tahun 1374 di Fez telah menulis kira-kira 60 buku tentang sejarah dan ilmu bumi. Ibnu Khaldun, Ibnu Jubair dan masih banyak lagi.
3.      Ilmu Fiqih
Ilmu fiqih yang berkembang di Spanyol adalah madzhab imam Maliki. Murid-murid imam Malik lah yang berperan dalam pengembangan ilmu fiqih di Spanyol. Mereka adalah Abdul Malik Ibn Habib al-Sullami, Yahya ibn Yahya al-Lais, dan Isa ibn Dinar.
4.      Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab di wilayah Spanyol Islam menjadi bahasa ilmiah dan bahasa resmi negara. Bahasa Arab mengalahkan bahasa asli Spanyol. Mereka menomorduakan bahasa mereka sendiri dan banyak di antara mereka yang pintar berbahas arab dan menguasai ilmu tata bahasanya. Di antara tokoh ahli bahasa zaman Spanyol Islam adalah ibn Sayyiddin, ibn Malik, Ibnu Khurif, Ibnu Al-Hajj dan lain-lain.
5.      Kemajuan pembangunan fisik


[1] Abrari Syauqi. 2016. Sejarah Peradaban Islam. (Yogyakarta: Aswaja Pressindo ) hlm 66
[2] Imam Fuadi.2012.Sejarah Peradaban Islam.(Yogyakarta: Teras) hlm 26
[3] Imam Fuadi.2012.Sejarah Peradaban Islam.(Yogyakarta: Teras) hlm 46


No comments:

Post a Comment

Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia

 Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia Oleh : Sukron Ibnu Rofiq Banyak kasus pelanggaran di Indonesia yang mencermink...