PEMBAHASAN
A.
Pengertian
1.
Pengertian
Administrasi
Administrasi secara etimologis berasal dari bahasa latin “administrare”
yang berarti membantu atau melayani. Kata sifatnya “administrativus” dan
kata bendanya “administration”.[1] Sedangkan
administrasi secara simantik adalah keseluruhan proses yang mempergunakan dan
mengikutsertakan semua sumber potensi yang tersedia dan yang sesuai, baik personal
maupun material, dalam usaha untuk mencapai bersama suatu tujuan secara efektif
dan efisien. Pengertian administrasi di maksud mengandung makna administrasi
yang bersifat manajerial yaitu: suatu aktivitas atau proses pelaksanaan
kegiatan secara bersama berupa kegiatan menggerakkan, memajukan atau
menyediakan sarana/prasarana yang di perlukan bagi aktivitas personil atau
anggota untuk mewujudkan suatu tujuan bersama yaitu tujuan
organisasi/institusional/lembaga atau lebih di kenal visi dan misi.
2.
Pengertian
administrasi keuangan
Administrasi keuangan adalah bagian dari organisasi pemerintah yang
berkaitan dengan pengumpulan, kelestarian dan penyaluran dana publik, dengan
koordinasi pendapatan dan belanja publik, dengan pengelolaan kredit operasi
atas nama negara dan dengan umum kontrol usaha keuangan rumah tangga.
Dapat disimpulkan bahwa administrasi keuangan adalah sebuah
analisis terhadap sumber-sumber pendapatan dan penggunaan biaya yang
diperuntukkan sebagai pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.[2]
B.
Jenis-jenis biaya pendidikan
Biaya
pendidikan merupakan masalah mendasar dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal ini
di sebabkan oleh fakta bahwa penyelenggaraan pendidikan bersentuhan dengan masalah
sarana, prasarana dan pembiayaan yang lain (insentif[3],
gaji dan honorarium[4]).
Menurut Supandi, biaya pendidikan di golongkan menjadi: biaya langsung dan
tidak langsung, biaya pribadi dan biaya sosial.[5]
Biaya langsung adalah biaya yang di keluarkan untuk membiayai kebutuhan yang
berkaitan dengan hal-hal mendasar yang menjadikan suatu pendidikan dapat
terlasana atau tidak, misalnya biaya untuk menggaji atau membayar guru,
pembimbing, pegawai, pimpinan, pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan material
alat-alat kantor, pembelian tanah dan pembangunan gedung. Sementara biaya tidak
langsung adalah biaya yang harus di lakukan oleh sekolah atau di bayarkan oleh
orang tua siswa (tidak langsung), misalnya: pajak listrik, air, bangunan dan
fasilitas-fasilitas lain yang telah di tetapkan oleh pemerintah.
Biaya pribadi adalah biaya
pendidikan yang harus di keluarkan oleh setiap orang tua siswa atau wali yang
berkaitan dengan kelancaran belajar. Misalnya pembelian buku, alat tulis,
ongkos transportasi, serta biaya makan dan minum. Sedangkan biaya sosial adalah
jenis biaya yang di keluarkan atau di butuhkan oleh pihak siswa yang ada
kaitannya dengan kelancaran siswa dalam menempuh studi. Biaya di bayarkan
secara tidak langsung melalui pihak sekolah dengan membayar pajak kepada
pemerintah, kemudian pemerintah memberi konfensasi hibah kepada masyarakat
melalui sekolah, misalnya berupa hibah sumbangan dan sejenisnya.
C.
Penganggaran
Penganggaran
merupakan proses kegiatan penyusunan anggaran atau budget. Budget merupakan
acara operasional yang di nyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang
yang di gunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan lembaga dalam kurun
waktu tertentu. [6]
a.
Karakteristik
anggaran
Anggaran memiliki dua sisi yaitu sisi penerimaan dan pengeluaran.
Sisi penerimaan menggambarkan
perolehan atau besarnya dana yang di terima oleh lembaga dari setiap sumber
dana, misalnya dari pemerintah, masyarakat, orang tua peserta didik dan
sumber-sumber lainnya. Sedangkan sisi pengeluaran menggambarkan besarnya biaya
yang harus dikeluarkan untuk tiap komponen program. Istilah-istilah yang lazim
untuk pengeluaran anggaran adalah dana rutin dan dana pembangun.
b.
Fungsi
anggaran
Anggaran disamping sebagai alat untuk perencanaan dan pengendalian
manajemen, juga merupakan alat bantu bagi manajemen
dalam mengarahkan suatu organisasi dalam posisi yang kuat atau lemah.[7] Sementara
beberapa fungsi anggaran dalam manajemen
organisasi sektor publik menurut Deddy Nordiawan adalah sebagai berikut :
1.
Anggaran
sebagai alat perencanaan
Dengan
fungsi ini organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan kearah mana kebijakan
dibuat.
2.
Anggaran
sebagai alat pengendalian
Dengan
adanya anggaran organisasi sektor publik dapat menghindari adanya pengeluaran
yang terlalu besar atau adanya penggunaan
dana yang tidak semestinya.
3.
Anggaran
sebagai alat kebijakan
Dengan
adanya anggaran organisasi sektor publik dapat menentukan arah atas kebijakan
tertentu.
4.
Anggaran
sebagai alat politik
Dengan
adanya anggaran dapat dilihat komitmen pengelola dalam melaksanakan
program-program yang telah dijanjikan.
5.
Anggaran
sebagai alat koordinasi dan komunikasi
Dengan
dokumen, anggaran yang komprehensif sebuah bagian atau unit kerja atau
departemen dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang akan dilakukan
oleh masing-masing bagian atau unit kerja lainnya.
6.
Anggaran
sebagai alat penilaian kinerja
Angggaran
adalah suatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakah suatu bagian atau unit
kerja telah memenuhi target baik berupa terlaksananya aktifitas amaupun
terpenuhinya efisiensi biaya.
7.
Anggaran
sebagai alat motivasi
Anggaran
dapat digunakan sebagai alat motivasi
dengan menjadikan nilai-nilai nominal yang tercantum sebagai target pencapaian.
Dengan catatan anggaran akan menjadi alat motivasi yang baik jika memenuhi
sifat menantang tetapi masih mungkin di capai. Maksudnya adalah suatu anggaran
itu hendaknya jangan terlalu tinggi, sehingga tidak dapat dipenuhi juga jangan
terlalu rendah sehingga terlalu mudah di capai.
D.
Kelengkapan Administrasi Keuangan
Kelengkapan
administrasi keuangan suatu sekolah sangat banyak jenisnya dan ragamnya. Pada
bagian ini hanya akan diberikan beberapa contoh saja yang dianggap mendasar,
seperti:
1.
Kartu
SPP
Kartu
SPP adalah alat bukti pembayaran yang telah dilakukan oleh siswa atas sejumlah
biaya yang menjadi kewajibannya.
Sisi dalam kartu Sisi
Luar Kartu
![]() |
|||
|
2.
Kwitasi
Pembayaran
Kwitansi
pembayaran berfungsi sebagai bukti, bahwa siswa/orang tua siswa telah melakukan
pembayaran atas suatu tanggungan tertentu.
Kwitansi
No…………
Dari
Nama : ………………………..
Kelas:………………………
Untuk:
…………………
Rp.
Penerima,
……………..
|
Kwitansi
No……………….
Telah
dari : ………………… kelas : ……………… uang sejumlah : ……..
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………
Untuk
membayar : …………………………………………………………………
Yogyakarta, 20…..
Petugas
Penerima.
|
3.
Buku
penerimaan
No.
|
Tanggal Pemasukan
|
Sumber Pemasukan
|
Sub Jumlah
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1.
|
2 Maret 2011
|
a. SPP :
1. Kelas X (32 x
Rp. 175.000).
2. Kelas X (8 x
Rp. 150.000).
3. Kelas XI (37
x Rp. 170.000).
4. Kelas XII (40
x Rp. 165.000).
|
5.600.000
1.200.000
6.290.000
6.600.000
|
19.690.000
|
keringanan
|
2.
|
7 April 2011
|
b. Uang
Pembinaan :
1. Kelas X (32 x
Rp. 25.000).
2. Kelas XI (37
x Rp. 20.000).
3. Kelas XII (40
x Rp. 15.000).
|
800.000
740.000
600.000
|
1.940.000
|
|
|
|
Jumlah
|
|
21.630.000
|
|
Buku
ini mencatat seluruh pemasukan uang dari berbagai sumber yang diterima oleh
sekolah, khususnya adalah uang SPP dan uang lain yang telah ditetapkan diluar
uang proyek atau uang pembangunan
4.
Buku
pengeluaran
Uang yang masuk
atau diterima oleh pihak sekolah dari berbagai pos pemasukan harus dicatat sedemikian
rupa, sehingga akan dapat diketahui seberapa besar dana yang telah didapat oleh
sekolah untuk nantinya dialokasikan/didistribusikan untuk membiayai atau
membayar sejumlah keperluan/program yang telah ditetapkan.
No.
|
Tanggal
|
Uraian Pengeluaran
|
Jumlah
|
Sub Jumlah
|
1.
|
4 Maret 2011
|
1. Foto Copy
2. Pajak listrik
3. Bayar Air
PDAM
4. Perjalanan
Dinas
5. Gaji Guru
6. Gaji Karyawan
|
7.100
52.900
15.000
150.000
13.750.000
7.250.000
|
21.225.000
|
2.
|
5 Maret 2011
|
1. Rapat bulanan
2. Bayar Koran
3. Kembalian air
minum
4. Ongkos pemeriksaan
kesehatan siswa (rujukan)
5. Kegiatan OSIS
6. Pembelian
Solar
|
55.000
58.000
12.500
37.500
63.000
27.000
|
253.000
|
3.
|
30 Maret 2011
|
1. Pembelian
kertas HVS
2. Perbaikan LCD
3. Pencetakan
kartu BK
4. Beli spidol
besar 2 dus
5. Bantuan/santunan
siswa
6. Foto Copy
|
52.500
25.000
172.000
32.000
100.000
32.000
|
|
|
|
Jumlah Bulan Maret
|
413.500
|
21.891.500
|
5.
Buku
KAS (Buku Laporan Keuangan Pemasukan dan Pengeluaran)
No.
|
Tanggal
|
Pemasukan
|
Jumlah
|
Nota
|
Tanggal
|
Penggunaan
|
Jumlah
|
Saldo
|
1.
|
2 Maret.
|
1. SPP
|
19.690.000
|
1
|
4 Maret 2011
|
1. Foto Copy
2. Pajak Listrik
3. Bayar PDAM
4. Perjalanan
Dinas
5. Gaji Guru
6. Gaji
KAryawan.
|
7.100
52.900
15.000
150.000
13.750.000
7.250.000
|
|
|
|
2. Komite
|
750.000
|
2
|
5 Maret 2011
|
7. Rapat bulanan
8. Bayar Koran
9. Pembelian air
minum
10. Ongkos
pemeriksaan kesehatan siswa (rujukan)
11. Kegiatan OSIS
12. Pembelian
solar
|
55.000
58.000
12.500
37.500
63.000
27.000
|
|
|
|
3. Pembinaan
|
3.750.000
|
3
|
30 Maret 2011
|
13. Pembelian
kertas HVS
14. Perbaikan LCD
15. Pencetakan
Kartu BK
16. Beli Spidol
besar 2 dus
17. Bantuan/santunan
siswa
18. Foto Copy
|
52.500
25.000
172.000
32.000
100.000
32.000
|
|
|
|
Jumlah
|
24.190.000
|
|
|
|
21.891.500
|
2.298.500
|
E. Proses pembuatan anggaran
Anggaran
biaya pendidikan untuk setiap tahun ajaran mutlak direncanakan oleh setiap
sekolah dalam bentuk Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah. Pembuatan
RAPBS ini dilaksanakan disetiap akhir tahun pelajaran dan atau di awal
menjelang tahun ajaran baru akan dimulai. Dalam
prosesnya, pembuatan RAPBS ini dimulai dengan:[8]
a.
Pembentukan tim atau Panitia pembuat RAPBS
b.
Tim
atau sekolah meminta kepada setiap unit atau bagian sekolah untuk mengajukan
rencana kegiatan beserta anggaran yang dibutuhkan untuk masa satu tahun ajaran
yang akan datang, misalnya bagian BK,
perpustakaan, kantin sekolah, laboratorium.
Sedangkan bagian yang bersifat umum dibuat oleh bagian tertentu misalnya,
kurikulum, sarana dan prasarana.
c.
Setelah semua bagian menyerahkan rencana
anggaran dan kegiatan selanjutnya pihak sekolah membuat draft RAPBS
d.
Mensosialisasikan RAPBS bersama-sama dengan
karyawan para guru dan komite
e.
Sekolah menyempurnakan RAPBS atas masukan
dan usul dari peserta rapat
f.
Sekolah mengajukan kepada Dinas Pendidikan
dan atau pihak Yayasan
g.
Dinas Pendidikan atau Yayasan mengadakan
analisis dan pembahasan jika kemudian dirasa sudah baik pihak Dinas Pendidikan
mengesahkannya menjadi APBS
h.
Sekolah
mempedomani APBS sebagai dasar dalam pengajuan biaya penyelenggaraan kegiatan
pendidikan
Belanja pendidikan adalah kegiatan pengadaan dan atau pembelian
sejumlah kebutuhan penyelenggaraan pendidikan,
berupa material sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kelancaran
pelaksanaan suatu kegiatan. dalam
aplikasinya belanja pendidikan ini secara umum mengacu pada rencana yang telah
ditetapkan dalam RAPBS dalam segi nama kebutuhan jenis dan spesifikasinya. namun perlu diketahui bahwa dalam masalah
belanja pendidikan ini tidak bisa sepenuhnya mutlak mengikuti apa yang ada di
dalam RAPBS, Hal ini disebabkan Seiring
berjalannya waktu Paskah disahkannya RAPBN menjadi APBN, apa yang telah ditetapkan dalam APBN akan
mengalami perubahan terutama dari segi nominal harga-harga kebutuhan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan. dengan
demikian ketika sekolah akan melakukan kegiatan belanja pendidikan selain
mengacu pada rencana yang telah dibuat juga perlu diikuti peninjauan dan
analisis kembali terhadap kondisi harga harga barang di pasar pada saat
pengadaan atau belanja.
Sedangkan prosedur penyusunan anggaran adalah sebagi berikut :[9]
a.
Mengidentifikasikan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran.
b.
Mengidentifikasikan
sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa dan barang
c.
Semua
sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada dasarnya merupakan
pernyataan finansial
d.
Memformulasikan
anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan oleh
instansi tertentu
e.
Menyusun
usula anggaran untuk memperoleh persetujuan dan pihak yang berwenang
f.
Melakukan
revisi usulan anggaran
g.
Persetujuan
revisi usulan anggaran
h.
Pengesahan
anggaran
[3] Insentif adalah
tambahan penghasilan yang diberikan untuk menambah gairah kerja.
[6] Tim dosen administrasi
pendidikan universitas pendidikan indonesia, Manajemen Pendidikan,
(Bandung: ALFABETA, 2011), hlm. 258
[8] Hizbul
Muflihin, Administrasi Manajemen Pendidikan, (Klaten: CV. Gema Nusa,
2017), hlm. 355-356
No comments:
Post a Comment