PEMBAHASAN
A.
Situasi Politik, Sosial, dan Keagamaan
Kekhalifahaan
Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyyah Bin Abu Sufyan pada tahun 41 Hijriah dan
berakhir pda tahun 132 Hijriah. Kurang lebih Bani Umayyah berkuasa selama 91
tahun. Kekuasaan Bani Umayyah diperoleh dengan kekerasan, diplomasi dan, tipu
daya, tidak melalui pemilihan secara demokratis. Khalifah Bani Umayyah yang
menonjol adalah Muawiyyah Bin Abu Sufyan, Abdul Malik Bin Marwan, Al- Walid Bin
Abdul Malik, Umar Bin Abdul Aziz, Hisyam Bin Abdul Malik.
Bani Umayyah
berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga
wilayah India di sebelah timur, Afrika Utara sebelah selatan, Spanyol
sebelah Barat. Melalui perluasan wilayah tersebut, maka wilayah kekuasaan Islam
pada masa Bani Umayyah bukan hanya Jazirah Arab dan sekitarnya saja, tetapi
juga menjangkau Spanyol, Afrika Utara, Syira, Palestina, Irak, Asia Kecil,
Persia, Afganistan, Pakistan, Turkemenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.
Di bidang
social dan pembangunan Muawiyyah berhasil mendirikan dinas pos, menertibkan
angkatan bersenjata dan mencetak mata uang. Pada masa Abdul Malik mengubah mata uang
Bizantium dan Persia yang dipake di daerah-daerah yang
dikuasai Islam dengan mata uang yang menggunakan bahasa dan tulisan Arab,
pembenahan-pembenahan administrasi pemerintah dan memberlakukan bahasa Arab
sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Al-Walid Bin Abdul Malik
berhasil membangun panti-panti untuk orang cacat, pembangunan jalan raya.
Dalam bidang
keagamaan, pada masa Bani Umayyah ditandai dengan munculnya berbagai aliran
keagamaan yang bercorak politik idiologis. Aliran tersebut adalah Syiah,
Khawarij, Mu’tazilah, Maturidiyah, Asy’riyah, Qodariyah, dan Jabariyah. Berbagi
aliran dan golongan keagamaan ini terkadang melakukan pergerakan dan
pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah. Situasi politik, sosial, dan
keagamaan mulai membaik terjadi pada masa pemerintahna Khalifah Umar Bin Abdul
Aziz.
B. Keadaan
Pendidikan pada Masa Bani Umayyah
1. Visi, Misi, dan
Sasaran
Visi pendidikan pada masa Bani Umayyah secara eksplisit
tidak ditemukan. Namun dari berbagi petunjuk bisa diketahui bahwa visinya
adalah unggul dalam ilmu agama dan umum sejalan dengan kebutuhan zaman dan
masing-masing wilayah Islam.
Adapun
misinya antara lain:
a.
Menyelenggarakan pendidikan agama dan umum secara seimbang.
b.
Melakukan penataan kelembagaan dan aspek-aspek pendidikan Islam.
c.
Memberikan layanan pendidikan pada seluruh wilayah Islam secara
adil dan merata.
d.
Menjadikan pendidikan sebagai penopang utama kemajuan wilayah
Islam.
e.
Memberdayakan masyarakat agar dapat
memecahkan masalahnya sesuai dengan kemampuannya sendiri.
Adapun tujuannya
adalah menghasilkan sumber daya manusia yang unggul secara seimbang dalam ilmu
agama dan umum serta mampu menerapkannya bagi kemajuan wilayah Islam. Sedangkan
yang menjadi sasarannya adalah seluruh umat atau warga yang terdapat diseluruh
kekuasaan Islam, sebagai dasar bagi dirinya dalam membangun masa depan yang
lebih baik.
Visi, misi,
tujuan, dan sasaran pendidikan tersebut di atas, secara eksplisit atau tertulis
tentu belum ada. Namun dari kebijakannya secara umum dan hasil yang dicapai
oleh dinsti ini mengandung visi, misi, tujuan, dan sasaran tersebut di atas.
Sejarah
mencatat, bahwa pada masa dinasti umayyah telah dilakukan hal-hal sabagai
berikut:
a.
Memisahkan antara kekuasaan agama dan kekuasaan politik, sehingga
terjadi semacam dikotomi, namun bukan dalam hal ilmu agama dan umum.
b.
Melakukan pembagian kekuasaan kedalam bentuk provinsi, yaitu Syiria
dan Pelestina, Kuffah, Irak, Bashrah, Persia, Sijistan, Khurosan, Bahrain,
Oman, Najd, Yamamah, Armenia, Hijaz, Karman, dan India, Mesir, Afrika, Yaman,
Arab Selatan, serta Andalusia.
c.
Membentuk organisasi dan lemabaga-lembaga pemerintahan dalam bentuk
departemen.
d.
Membentuk norganisai keuangan yang terpusat pada Baitul Mal yang
diperoleh dari pajak tanah, perorangan, dan non-muslim, serta mencetak uang.
e.
Membentuk organisai ketentaraan yang umumnya terdiri dari
orang-orang Arab.
f.
Membentuk organisai kehakiman.
g.
Membentuk lembaga social dan budaya.
h.
Membentuk bidang seni dan sastra dengan menggunakan bahasa Arab.
i.
Membentuk lembaga seni rupa seperti seni ukir, seni pahat, dan
kaligrafi.
j.
Membentuk lembaga arsitektur.
Terjadinya berbagai kemajuan
tersebut dipastikan karena didukung oleh tersedianya sumber daya manusia (SDM)
yang memiliki waasan ilmu pengetahuan, keteramplan, keahlian teknis, dan
pengalaman yang dihasilkan melalui proses pendidikan dalam arti yang luas. Di
samping melakukan elspansi territorial, pemerintah dinasti Umayyah menaruh
perhatian dalam bidang pendidikan. Memberikan dorongan yang kuat terhadap
kemajuan dunia pendidikan dengan menyediakan sarana dan prasarana.
2.
Kurikulum
Kurikulum
pendidikan pada dinsti Umayyah meliputi:
a.
Ilmu Agama: Al-Qur’an, Hadist, dan fikih.
b.
Ilmu Sejarah dan Geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang
perjalanan hidup, kisah, dan riwayat.
c.
Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari
bahasa, nahwu, sharaf, dan lain-lain.
d.
Filsafat, segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing,
seperti ilmu: mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung, dan kedokteran.
Kurikulum pelajaran ini selanjutnya
diatur secara lebih khusus pada setiap lembaga pendidikan
3.
Kelembagaan
Lembaga-lembaga
yang berkembang pada masa dinasti Umayyah, selain masjid, kuttab dan rumah
sebagaimana yang telah ada sebelumnya, juga ditambah lembaga-lembaga berikut:
a.
Istana
Pendidikan
di istana bukan saja mengajarkan ilmu pengetahuan umum, melainkan juga
mengajarkan tentang kecerdasan, jiwa, dan raga anak.
b.
Badiah
Lembaga
pendidikan badiah ini muncul seiring dengan kebijakan pemerintah bani
Umayyah untuk melakukan program Arabisasi
yang digagas oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Secara harfiyah badiah
berarti dusun Badui di Padang Sahara yang di dalamnya terdapat bahasa Arab yang
masih fasih dan murni sesuai kaidah bahasa Arab. Akibat dari Arabisasi,
memunculkan ilmu Qawaid dan cabang ilmu lainnya untuk memelajari bahasa Arab.
c.
Perpustakaan
Perpustakaan
tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan, kegiatan penenlitian dan karya ilmiah. Pada pendidikan dan
pengajaran yang berbasis penelitian, perpustakaan sangat berperan penting. Ia
menjadi jantung sebuah lembaga pendidikan. Selanjutnya perpustakaan bukan hanya
berperan sebagai tempat penyimpanan buku, tetapi menjadi tempat proses
pendidikan.
d.
Al-Bimaristan
Al-Bimaristan
adalah rumah sakit tempat berobat dan merawat orang serta berfungsi sebagai
tempat melakukan magang dan penelitian bagin calon dokter. Dimasa sekarang Al-Bimaristan dikenal
dengan istilah teaching hospital (rumah sakit pendidikan).
No comments:
Post a Comment