Tuesday, March 10, 2020

Makalah Pendidikan Masa Bani Umayyah


PEMBAHASAN
A.    Situasi Politik, Sosial, dan Keagamaan
Kekhalifahaan Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyyah Bin Abu Sufyan pada tahun 41 Hijriah dan berakhir pda tahun 132 Hijriah. Kurang lebih Bani Umayyah berkuasa selama 91 tahun. Kekuasaan Bani Umayyah diperoleh dengan kekerasan, diplomasi dan, tipu daya, tidak melalui pemilihan secara demokratis. Khalifah Bani Umayyah yang menonjol adalah Muawiyyah Bin Abu Sufyan, Abdul Malik Bin Marwan, Al- Walid Bin Abdul Malik, Umar Bin Abdul Aziz, Hisyam Bin Abdul Malik.
Bani Umayyah berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga  wilayah India di sebelah timur, Afrika Utara sebelah selatan, Spanyol sebelah Barat. Melalui perluasan wilayah tersebut, maka wilayah kekuasaan Islam pada masa Bani Umayyah bukan hanya Jazirah Arab dan sekitarnya saja, tetapi juga menjangkau Spanyol, Afrika Utara, Syira, Palestina, Irak, Asia Kecil, Persia, Afganistan, Pakistan, Turkemenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.
Di bidang social dan pembangunan Muawiyyah berhasil mendirikan dinas pos, menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak mata uang.  Pada masa Abdul Malik mengubah mata uang Bizantium dan Persia  yang dipake di daerah-daerah yang dikuasai Islam dengan mata uang yang menggunakan bahasa dan tulisan Arab, pembenahan-pembenahan administrasi pemerintah dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Al-Walid Bin Abdul Malik berhasil membangun panti-panti untuk orang cacat, pembangunan jalan raya.
Dalam bidang keagamaan, pada masa Bani Umayyah ditandai dengan munculnya berbagai aliran keagamaan yang bercorak politik idiologis. Aliran tersebut adalah Syiah, Khawarij, Mu’tazilah, Maturidiyah, Asy’riyah, Qodariyah, dan Jabariyah. Berbagi aliran dan golongan keagamaan ini terkadang melakukan pergerakan dan pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah. Situasi politik, sosial, dan keagamaan mulai membaik terjadi pada masa pemerintahna Khalifah Umar Bin Abdul Aziz.
B.     Keadaan Pendidikan pada Masa Bani Umayyah
1.      Visi, Misi, dan Sasaran
Visi pendidikan pada masa Bani Umayyah secara eksplisit tidak ditemukan. Namun dari berbagi petunjuk bisa diketahui bahwa visinya adalah unggul dalam ilmu agama dan umum sejalan dengan kebutuhan zaman dan masing-masing wilayah Islam.  
Adapun misinya antara lain:
a.       Menyelenggarakan pendidikan agama dan umum secara seimbang.
b.      Melakukan penataan kelembagaan dan aspek-aspek pendidikan Islam.
c.       Memberikan layanan pendidikan pada seluruh wilayah Islam secara adil dan merata.
d.      Menjadikan pendidikan sebagai penopang utama kemajuan wilayah Islam.
e.       Memberdayakan masyarakat agar dapat  memecahkan masalahnya sesuai dengan kemampuannya sendiri.
Adapun tujuannya adalah menghasilkan sumber daya manusia yang unggul secara seimbang dalam ilmu agama dan umum serta mampu menerapkannya bagi kemajuan wilayah Islam. Sedangkan yang menjadi sasarannya adalah seluruh umat atau warga yang terdapat diseluruh kekuasaan Islam, sebagai dasar bagi dirinya dalam membangun masa depan yang lebih baik.
Visi, misi, tujuan, dan sasaran pendidikan tersebut di atas, secara eksplisit atau tertulis tentu belum ada. Namun dari kebijakannya secara umum dan hasil yang dicapai oleh dinsti ini mengandung visi, misi, tujuan, dan sasaran tersebut di atas.
Sejarah mencatat, bahwa pada masa dinasti umayyah telah dilakukan hal-hal sabagai berikut:
a.       Memisahkan antara kekuasaan agama dan kekuasaan politik, sehingga terjadi semacam dikotomi, namun bukan dalam hal ilmu agama dan umum.
b.      Melakukan pembagian kekuasaan kedalam bentuk provinsi, yaitu Syiria dan Pelestina, Kuffah, Irak, Bashrah, Persia, Sijistan, Khurosan, Bahrain, Oman, Najd, Yamamah, Armenia, Hijaz, Karman, dan India, Mesir, Afrika, Yaman, Arab Selatan, serta Andalusia.
c.       Membentuk organisasi dan lemabaga-lembaga pemerintahan dalam bentuk departemen.
d.      Membentuk norganisai keuangan yang terpusat pada Baitul Mal yang diperoleh dari pajak tanah, perorangan, dan non-muslim, serta mencetak uang.
e.       Membentuk organisai ketentaraan yang umumnya terdiri dari orang-orang Arab.
f.       Membentuk organisai kehakiman.
g.      Membentuk lembaga social dan budaya.
h.      Membentuk bidang seni dan sastra dengan menggunakan bahasa Arab.
i.        Membentuk lembaga seni rupa seperti seni ukir, seni pahat, dan kaligrafi.
j.        Membentuk lembaga arsitektur.
Terjadinya berbagai kemajuan tersebut dipastikan karena didukung oleh tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang memiliki waasan ilmu pengetahuan, keteramplan, keahlian teknis, dan pengalaman yang dihasilkan melalui proses pendidikan dalam arti yang luas. Di samping melakukan elspansi territorial, pemerintah dinasti Umayyah menaruh perhatian dalam bidang pendidikan. Memberikan dorongan yang kuat terhadap kemajuan dunia pendidikan dengan menyediakan sarana dan prasarana.
2.      Kurikulum
Kurikulum pendidikan pada dinsti Umayyah meliputi:
a.       Ilmu Agama: Al-Qur’an, Hadist, dan fikih.
b.      Ilmu Sejarah dan Geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah, dan riwayat.
c.       Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu, sharaf, dan lain-lain.
d.      Filsafat, segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu: mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung, dan kedokteran.
Kurikulum pelajaran ini selanjutnya diatur secara lebih khusus pada setiap lembaga pendidikan
3.      Kelembagaan
Lembaga-lembaga yang berkembang pada masa dinasti Umayyah, selain masjid, kuttab dan rumah sebagaimana yang telah ada sebelumnya, juga ditambah lembaga-lembaga berikut:
a.      Istana
Pendidikan di istana bukan saja mengajarkan ilmu pengetahuan umum, melainkan juga mengajarkan tentang kecerdasan, jiwa, dan raga anak.
b.       Badiah
Lembaga pendidikan badiah ini muncul seiring dengan kebijakan pemerintah bani Umayyah untuk melakukan program Arabisasi  yang digagas oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Secara harfiyah badiah berarti dusun Badui di Padang Sahara yang di dalamnya terdapat bahasa Arab yang masih fasih dan murni sesuai kaidah bahasa Arab. Akibat dari Arabisasi, memunculkan ilmu Qawaid dan cabang ilmu lainnya untuk memelajari bahasa Arab.
c.       Perpustakaan
Perpustakaan tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan, kegiatan penenlitian dan karya ilmiah. Pada pendidikan dan pengajaran yang berbasis penelitian, perpustakaan sangat berperan penting. Ia menjadi jantung sebuah lembaga pendidikan. Selanjutnya perpustakaan bukan hanya berperan sebagai tempat penyimpanan buku, tetapi menjadi tempat proses pendidikan. 
d.      Al-Bimaristan
Al-Bimaristan adalah rumah sakit tempat berobat dan merawat orang serta berfungsi sebagai tempat melakukan magang dan penelitian bagin calon  dokter. Dimasa sekarang Al-Bimaristan dikenal dengan istilah teaching hospital (rumah sakit pendidikan).

No comments:

Post a Comment

Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia

 Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia Oleh : Sukron Ibnu Rofiq Banyak kasus pelanggaran di Indonesia yang mencermink...