Saturday, February 22, 2020

MAKALAH ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

A. Hakikat Manusia, Rasa Ingin Tahu dan Akal Budi
1. Hakikat manusia
Setiap makhluk hidup tentu memiliki keunikan tersendiri. Begitupun dengan manusia. Manusia mempunyai sifat unik yang mampu menguasai dan menandingi makhluk hidup lain. Dengan akal budi dan kemauannya yang keras, manusia dipandang sebagai makhluk yang sempurna yang mampu mengembangkan pikirannya untuk menghasilkan hal-hal yang bermanfaat. Manusia mempunyai rohani yang sangat kuat, ditandai dengan adanya akal budi dan kemauan yang keras sehingga mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 
Namun disamping itu, manusia juga memiliki kelemahan dari sisi fisiknya/tubuhnya jika dibandingkan dengan hewan-hewan tingkat tinggi seperti gajah, harimau, dan buaya. Walaupun manusia memiliki tubuh yang lemah dan tidak sekuat hewan-hewan bertaring, namun dengan akal budi dan kemauannya yang keras itulah manusia mampu menyetarakan bahkan mengungguli kemampuan dari makhluk hidup kuat lainnya. Jadi dapat disimpulkan, bahwa hakikat manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai keunikan yaitu memiliki akal budi dan kemauannya yang keras.
2. Kuriositas atau Rasa Ingin Tahu dan Akal Budi
Rasa ingin tahu dimiliki oleh hewan, tumbuhan, dan manusia. Pada hewan dan tumbuhan, rasa ingin tahu tersebut didorong oleh naluri (instinct). Titik pusat dari naluri tersebut yaitu mampu mempertahankan kelestarian dan sifatnya tetap sepanjang zaman. Begitupun dengan manusia juga memiliki naluri. Namun disamping memiliki naluri, 
manusia juga memiliki akal budi sehingga rasa ingin tahunya tidak tetap sepanjang zaman. 
Rasa ingin tahu pada manusia tidak pernah dapat dipuaskan dan selalu berkembang. Manusia selalu bertanya-tanya dengan segala sesuatu yang terjadi, bahkan setelah mengetahui semua yang terjadi manusia terkadang belum merasakan kepuasan atas jawaban yang diperolehnya. Dengan adanya rasa ingin tahu yang tinggi, manusia mampu mengakumulasikan pengetahuan - pengetahuan yang diperolehnya untuk mencapai kebahagiaan dan juga kemudahan dalam hidupnya.
B. Landasan Pola Pikir
Manusia melakukan sesuatu karena didorong oleh pola pikirnya. Pola pikirlah yang menggerakkan, mendorong atau yang menjadi landasan mengapa seseorang melakukan sesuatu. Adi W. Gunawan pada Modul Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III: 2011, memaparkan bahwa “pola pikir atau mindset adalah sekumpulan kepercayaan (belief) atau cara berpikir yang mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang, yang pada akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidupnya”.   Salah satu yang berperan penting dalam mengembangkan pola pikir adalah pendidikan. Perkembangan pendidikan akan menggiring ke arah perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi. Perkembangan pola pikir manusia dilandasi oleh beberapa faktor yaitu rasa ingin tahu, mitos , dan juga penalaran.
C. Otak (Proses Penerimaan Informasi)
Salah satu bagian tubuh manusia yang membedakan manusia dengan ciptaan Allah SWT yang lain adalah otak yang berfungsi sebagai pusat kendali kehidupan manusia baik secara lahir maupun batin. Otak manusia terdiri dari 3 bagian. Masing-masing bagian mempunyai fungsi sendiri-sendiri namun tidak dapat dipisahkan dengan yang lainnya. Berikut ini adalah 3 bagian otak dan fungsinya:
1. Batang otak (Otak Primitif), yang berfungsi sebagai pengatur agar tubuh bergerak sebagaimana mestinya dan bereaksi dengan cara yang tidak membahayakan kelangsungan hidup. Bagian ini berhubungan dengan perilaku berdasarkan insting untuk mempertahankan hidup yang telah terbentuk sejak dan sebelum kelahiran.
2.  Amigdala, yang berfungsi untuk mengingat kembali emosi kuat yang berhubungan dengan ingatan kejadian. Bagian ini berhubungan dengan perilaku emosional manusia yang telah terbentuk sejak dan sebelum kelahiran seperti rasa takut, perhatian, sosialisasi dan lain-lain. Bagian ini dapat di ubah  atau dikendalikan untuk kemanfaatan yang lebih baik bagi kehidupan individu, misalnya rasa marah yang tidak terkendali yang menuai pertengkaran dan bahkan pertarungan atau pembunuhan. Namun rasa marah yang dikendalikan akan menumbuhkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik.
3. Neokortek, yang dikenal sebagai otak berfikir. Bagian ini berhubungan dengan perilaku pengembangan diri manusia yang belum terbentuk dan akan terbentuk sesuai dengan pengaruh yang didapatnya setelah lahir dan secara sendiri dikembangkan oleh dirinya sendiri ,seperti, kreativitas, imaginasi, pemecahan masalah, dan lainnya.
Otak menerima informasi dan membutuhkan stimulasi untuk menerima koneksi yakni stimulus emosional, afektif, verbal, visual dan pendengaran. Neuron dan sinapsis terbentuk apabila senantiasa diberikan stimulus dan akan permanen didalam otak sehingga apabila tidak diperkuat akan mengalami pruning atau kematian sel. Dengan demikian, proses ini dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas stimulus di lingkungannya. Lingkungan memberikan stimulus yang optimal untuk perkembangan sehingga kuantitas sel sel saraf akan meningkat dan tidak banyak yang mati pada saat mereka dewasa.
Otak manusia terdiri atas sekitar 100 milyar neuron. Setiap neuron bertugas menghantarkan informasi. Neuron-neuron yang mempunyai fungsi serupa, berkelompok membentuk kolom. Seluruh neuron tersebut saling terkait dalam suatu jaringan yang membentuk intelejensi, kreativitas, kesadaran dan memori. 
D. Perkembangan Pemikiran August Compte
August Compte melihat perkembangan ilmu pengetahuan alam (natural sciences) bahwa sejarah perkembangan alam pikir manusia terdiri dari 3 tahap, yaitu :
1. Tahap Teologi atau Tahap Metafisika
Dalam tahap ini manusia menyusun mitos atau dongeng untuk mengenal realita atau kenyataan. Mitos ini diciptakan untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia. Dalam tahap ini rasio atau penalaran belum terbentuk, yang muncul hanya daya khayal, intuisi, atau imajinasi. Dalam tahap ini, segala sesuatu didasarkan atas adanya dewa, roh, atau Tuhan.
Tahap ini adalah tahap paling awal dari perkembangan akal budi manusia. Manusia memahami segenap kejadian atau fenomena yang terjadi ada kaitannya dengan alam yang misteri. Alam semesta dipahami oleh mereka sebagai sesuatu yang hidup, berjiwa, berkemauan dan bertindak sendiri.
2. Tahap Filsafat
Dalam tahap ini manusia mulai melakukan perombakan pola pikir, semua gejala, kejadian, dan fenomena tidak lagi dipahami sebagai sesuatu yang supranatural dan rohani. Manusia pada tahap ini berusaha untuk mencari hakikat atau esensi dari segala sesuatu. Mereka tidak lagi mencari pengertian umum sederhana tanpa landasan argumentasi logis.
3. Tahap Positif atau Tahap Ilmu.
Dalam tahap ini lebih maju karena gejala dan kejadian tidak lagi dijelaskan dengan analisis berfikir, melainkan berdasarkan observasi, eksperimen yang ketat dan teliti.
E. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Proses perkembangan ilmu pengetahuan terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Mitos
Mitos adalah suatu cerita yang memberikan pedoman atau arah tertentu. Cerita ini dapat ditularkan, dapat pula diungkapkan melalui tari-tarian atau pementasan wayang, dan sebagainya. Manusia belum mampu memandang realita dengan inderanya. Lewat mitos, manusia dapat turut serta mengambil bagian dalam kejadian-kejadian alam sekitarnya, dapat menanggapi daya kekuatan alam.
Contoh:
a) Gunung api meletus dianggap sebagai bentuk kemarahan dewa yang sakti.
b) Gempa bumi diduga terjadi karena raksasa yang memikul bumi dibahunya tengah memindahkan bumi dari satu bahu ke bahu yang satunya.
c) Gerhana bulan disangka terjadi karena bulan dimakan raksasa.
Dalam menanggapi peristiwa menakjubkan tersebut manusia selalu menghubungkan dengan perbuatan dewa, hantu, setan, atau makhluk ghaib lainnya.
2. Penalaran
Dengan bertambah majunya alam pikiran manusia, manusia dapat menjawab banyak pertanyaan tanpa mengarang mitos. Di dalam mitos manusia terikat, manusia menerima keadaan sebagai takdir yang harus diterima. Lama-kelamaan manusia tidak mau terikat maka manusia berusaha mencari penyelesaian dengan rasio. Dalam menghadapi peristiwa-peristiwa alam, misal gunung api meletus yang menimbulkan banyak korban dan kerusakan, manusia tidak lagi mengadakan selamatan dengan tari-tarian dan nyanyian, tetapi akan mengamati fenomena tersebut, mempelajari mengapa gunung api tersebut meletus, kemudian berusaha mencari penyelesainnya berdasarkan hasil pengamatannya.
Manusia menganggap bahwa pengetahuan yang benar adalah pengetahuan berdasarkan pengalaman konkret. Gejala alam merupakan pengalaman konkret dan dapat ditangkap oleh panca indera manusia. Dengan bantuan panca indera manusia dapat memperoleh pengetahuan. Namun semua itu belum bisa dikatakan ilmu pengetahuan yang disusun secara teratur dan dicari hubungan sebab akibatnya. Untuk maksud itu perlu dilakukan penalaran. Penalaran dilakukan dari hal yang sederhana menuju hal yang kompleks. Dalam hal ini fakta yang didapatkan dari hasil pengamatan tidak boleh dicampur adukan dengan pendapat atau dugaan orang.
Dari pengamatan secara kritis dan sistematis tentang gejala alam akan diperoleh pengetahuan tentang gejala alam tersebut. Akan terlihat adanya kaakteristik tertentu, adanya kesamaan, ulangan, keteraturan dalam pola-pola tertentu. Dengan demikian akan dapat digeneralisasikan dari berbagai kasus yang terjadi.
Namun, pengetahuan yag didapatkan dari himpunan pengetahuan panca indra memiliki kelemahan.
3. Pedekatan Ilmiah
  Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu pengetahuan apabila digunakan dengan metode keilmuan atau pendekatan ilmiah. Pengetahuan ini disusun dan diperoleh melalui kegiatan penelitian. Penelitian ilmiah ini dilaksakan secara sistematis dan terkontrol berdasarkan data-data empiris. Kesimpulan dari penelitian ini dapat menghasilkan teori yang bersifat objektif, universal, terbuka dan tidak mutlak.



No comments:

Post a Comment

Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia

 Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia Oleh : Sukron Ibnu Rofiq Banyak kasus pelanggaran di Indonesia yang mencermink...