Saturday, February 22, 2020

Makalah PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN IPA

BAB II
PEMBAHASAN
1. Deskripsi Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut dengan ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode.
Tidak semua pengetahuan kemudian dapat disebut dengan ilmu, karena dalam mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan disebut menjadi ilmu atau dikatakan ilmiah adalah sebagai berikut:
a. Objektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya atau didukung dengan metodik fakta empiris.
b. Metodik, artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
c. Sistematik, artinya pengetahuan itu disusun dalam suatu sistem dimana satu sama lain saling berkaitan dan saling menjelaskan, sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.
d. Berlaku umum, artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Segala kebenaran yang terdapat dalam ilmu alamiah tersebut, terletak pada metode ilmiah. Kelebihan dan kekurangan ilmu alamiah ditentukan oleh metode ilmiah. oleh karena itu, pemecah segala masalah yang tidak diterapkan metode ilmiah, tidaklah ilmiah.
2. Langkah-langkah menyusun metode ilmiah
Sebagai langkah pemecahan atau prosedur ilmiah dapat dirinci sebagai berikut.
a. Penginderaan
Penginderaan merupakan langkah utama bagi metode ilmiah dan segala sesuatu yang tidak dapat diindera, maka tidak dapat diselidiki Ilmu Alamiah, meskipun pengindraan itu tidak selalu langsung.
b. Masalah dan Problem
Setelah penginderaan, langkah yang kedua yang dilakukan adalah menemukan masalah. Langkah untuk menemukan masalah yaitu pastinya dengan membuat pertanyaan. Misalnya: apakah yang ditemukan melalui pengindraan itu? Mengapa begitu? Bagaimana hal itu terjadi? Dan seterusnya.
c. Hipotesis
Dari pertanyaan yang tepat akan melahirkan suatu jawaban dan jawaban itu bersifat sementara yang merupakan suatu dugaan. Dugaan tersebut yang disebut dengan Hipotesis. Dalam membuktikan dugaan itu benar atau tidak, dibutuhkan fakta atau data. Fakta dapat didapatkan melalui proses survei atau eksperimen. Bila data tidak mendukung hipotesis, harus disusun hipotesis baru. Hipotesis, kecuali didukung oleh data, agar mudah dibuktikan harus bersifat sederhana dan memiliki jangkauan yang jauh.
d. Eksperimen
Eksperimen atau percobaan merupakan langkah ilmiah keempat. Pada langkah ini, ilmu alamiah dan non ilmu alamiah dapat dipisahkan secara sempurna.
Pendapat atau jawaban sebuah masalah yang tidak didukung oleh adanya bukti merupakan ilusi dan tidak bijaksana. Dalam eksperimen ini dapat menunjukan bukti, sehingga jawaban yang bersifat dugaan akan menjadi jawaban yang benar atau alamiah.
e. Teori
Bukti eksperimen merupakan suatu langkah ilmiah untuk menuju langkah Teori. Apabila suatu hipotesis tersebut didukung dengan suatu bukti ataupun data yang meyakinkan, yang diperoleh dari berbagai eksperimen yang contohnya dilakukan di laboratorium, dimana eksperimen dilakukan oleh berbagai peneliti dan bukti-bukti menunjukan hal yang dapat dipercaya, walaupun dibuktikan dengan batasan tertentu, maka disusun suatu teori.
Teori berlaku diberbagai tempat dengan keterbatasan tertentu, yakni kondisi lainnya harus sama. Bila teori tersebut memiliki ramalan atau prediksi tinggi, kemungkinan berlakunya menjadi lebih luas.

3. Ciri-ciri ilmiah
a. Bersifat lugas.
Artinya, yaitu mengenai yang pokok saja pembicaraan tidak menyimpang, tidak berbelit-belit, dan tidak bersifat pribadi.
b. Mematuhi kaidah-kaidah gramatika.
Artinya, kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf sesuai dengan kaidah-kaidah tata bahasa.
c. Efektivitas kalimat-kalimatnya terpenuhi
Maksudnya, pesan-pesan yang dikandung kalimat-kalimat itu dapat diterima pembaca persisi seperti yang diinginkan penulis.
d. Kosakatanya baku dan sesuai dengan kaidah pemilihan,dan istilah-istilah yang digunakan sesuia dengan bidang ilmu yang ditekuni.
e. Bebas dari makna kias dan figura bahasa.
Artinya, kata-kata atau kalimat-kalimat yang digunakan harus bermakna lugas.
f. Mematuhi persyaratan penalaran.
Maksudnya, secara sematik kalimat-kalimat bersifat lugas dan dapat diterima oleh akal sehat.
g. Menerapkan kaidah ejaan yang berlaku.

4. Keunggulan metode ilmiah
Keunggulan metode ilmiah terkandung dalam sifat objektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum yang merupakan ciri khas pengetahuan ilmiah yang akan membimbing kita pada sikap ilmiah yang terpuji, yaitu sebagai berikut:
a. Mencntai kebenaran yang objektif, bersifat adil, dan itu semua akan menjurus ke arah hidup yang bahagia.
b. Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolute, hal ini dapat menjurus kearah mencari kebenaran ini terus menerus.
c. Dengan ilmu pengetahuan, orang lalu tidak percaya takhayul, astronomi, maupun untung-untungan karena sesuatu di alam semesta ini terjadi melalui proses yang teratur.
d. Ilmu pengetahuan membimbing kita untuk tidak berpikir secara prasangka, tetapi berpikir secara terbuka atau objektif, suka menerima pendapat orang lain atau bersikap toleran.
e. Metode ilmiah membimbing untuk tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti yang nyata.
f. Metode ilmiah juga membimbing kita selalu bersikap optimis, teliti, dan berani membuat suatu pernyataan yang menurut keyakinan ilmiah kita adalah benar. 


5. Kebenaran ilmiah
 Menurut Kaplan, kebenaran ilmiah itu beragam beriringan dengan adanya fenomena yang harus dipelajari dengan luas dan kompleks sehingga tidak memungkinkan adanya patokan yang mutlak mengenai metode ilmiah. Jadi belum ada kesatuan paham dari para ilmuan filusuf. Mereka cenderung memiliki pendapat yang berbeda dan memiliki dasar yang kuat dalam metodenya tersebut.

6. Perkembangan IPA
Perkembangan ilmu pengetahuan alam sampai saat ini dapat dibagi menjadi 4, yaitu:
1) Lambat, yaitu abad ke-15-16 (pseudo science, mitos, logika).
2) Sedang, yaitu abad ke-16-19 (awal IPA, heliosentris, penemuan alat bantu).
3) Cepat, yaitu abad ke-19-20 (revolusi industri, penemuan mesin modern seperti uap, kertas, mesin cetak, penemuan alat bantu yang lebih baik).
4) Sangat cepat, yaitu abad ke-20 sampai sekarang (IPA modern, alat-alat riset canggih, dan lain-lain). 

7. Sarana perkembangan IPA
Ada dua kriteria yang perlu di perhatikan dalam rangka perngembangan dan perkembangan model sarana penunjang pembelajaran IPA
Kriteria pembelajaran IPA untuk anak :
a) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
b) Memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungan
c) Proses pembelajaran yang dilakukan guru dapat membangkitkan minat belajar anak
                  Kriteria alat pembelajaran IPA Bagi Anak
                          a) Dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar dengan
                             baik
                          b) Dapat menanamkan konsep yang benar pada diri anak didik

No comments:

Post a Comment

Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia

 Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia Oleh : Sukron Ibnu Rofiq Banyak kasus pelanggaran di Indonesia yang mencermink...