Hubungan sosiolinguistik dengan ilmu lain:
1. Antropologi linguistik
Antropologi linguistik merupakan salah satu cabang dari ilmu linguistik yang menelaah tentang hubungan antara bahasa dengan budaya serta mengamati bagaimana bahasa itu digunakan sehari-hari sebagai alat komunikasi dalam bermasyarakat.
2. Stilistika
Stilistika merupakan cabang dari ilmu linguistik yang menganalisis tentang gaya bahasa. Menurut Richard et al (1992), kajian mengenai gaya bahasa dapat mencakup gaya bahasa lisan, namun stalistika cenderung melakukan analisis terhadap kajian gaya bahasa tulis termasuk karya sastra. Stalistika mencoba untuk menganalisis mengapa seseorang menggunakan kata-kata, ungkapan atau gaya bahasa tertentu.
3. Filologi
Filologi merupakan salah satu cabang dari linguistik yang memfokuskan diri pada comparative historical linguistics yaitu bidang kekerabatan dan perubahan bahasa dengan cara membandingkan bahasa.
4. Epigrafi
Merupakan cabang dari linguistik yang menelaah isi tulisan pada prasasti. Umumnya media prasasti yang ditelaah adalah batu dan tembaga.
5. Dialektologi
Dialektologi adalah cabang linguistik yang mengkaji tentang distribusi dialek atau variasi bahasa dengan memperhatikan faktor geografi, politik, sosial dan budaya.
6. Grafologi
Grafologi merupakan cabang linguistik yang mengkaji mengenai sistem simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan bahasa.
7. Linguistik edukasional
Linguistik edukasional juga dikenal sebagai linguistik pedagogis. Umumnya berfokus pada penggunaan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar di sekolah.
B. Kebijaksanaan Bahasa
Kebijaksanaan bahasa merupakan usaha kenegaraan suatu bangsa untuk menetapkan penggunaan suatu bahasa dengan tepat baik secara fungsi maupun status bahasanya agar komunikasi kebangsaan dapat berjalan dengan baik dan tidak menyebabkan gejolak politik.
Kebijaksanaan bahasa adalah usaha nasional yang dimaksudkan untuk membuat perencanaan terhadap pembinaan dan pengembangan bahasa sebagai alat pemersatu bangsa.
Masalah kebahasaan yang dialami setiap negara berbeda-beda, bergantung kepada sejarah kebahasaan dan jumlah bahasa yang ada di negara tersebut. Jika sejarah kebahasaan belum cukup dan jumlah bahasa relatif banyak maka hal tersebut cenderung dapat menimbulkan masalah kebahasaan yang cukup serius dan memungkinkan timbulnya gejolak nasional. Indonesia beruntung karena masalah-masalah bahasa sudah diselesaikan sejak lama.
Secara historis, Bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai bahasa nasional sejak peristiwa Sumpah Pemuda dan sudah tertuang dalam Undang-Undang. Dua kebijakan tersebut telah disepakati oleh seluruh rakyat. Pengambilan keputusan dalam kebijaksanaan bahasa oleh para pemimpin negara dimaksudkan untuk memajukan suatu bangsa, agar komunikasi dalam negeri dapat berlangsung damai sehingga tidak mengganggu stabilitas negara.
Pada pembelajaran bahasa, biasanya pembelajar mempelajari bahasa daerah atau bahasa sukunya untuk dipakai sebagai bahasa pertama, sedangkan Bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua yang digunakan di sekolah dan informal dalam masyarakat yang lebih luas.
Dalam menentukan kebijaksanaan bahasa, dengan jelas menetapkan fungsi-fungsi Bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing. Bahasa Indonesia secara kedudukannya berfungsi sebagai bahasa nasional yang menjadi alat komunikasi antar masyarakat. Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan daerah masing-masing. Bahasa asing adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi lintas negara.
Sedangkan Bahasa Arab, secara historis Bahasa Arab sudah menjadi penyampai nilai dan identitas kesukuan. Sebelum datangnya Islam, puisi dikenal sebagai produk unggulan sehingga memunculkan persaingan antar penyair. Seperti halnya Bahasa Indonesia, Bahasa Arab juga memiliki bahasa formal dan non formal. Bahasa formal adalah bahasa yang telah disepakati menjadi bahasa nasional bangsa Arab yang digunakan dalam situasi resmi, sedangkan bahasa non formal adalah bahasa sehari-hari yang digunakan dalam komunikasi antar suku atau antar masyarakat.
C. Perencanaan Bahasa
Perencanaan bahasa merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk membimbing perkembangan bahasa ke arah yang diinginkan. Di Indonesia sendiri dalam usaha perencanaan bahasa, pemerintah sudah membentuk badan bahasa yang akan mengkoordinir tata ejaan normatif, penyusunan tata bahasa dan kamus sebagai pedoman dalam berbahasa.
Adapun sasaran dari perencanaan bahasa yaitu:
1. Pembinaan dan pengembangan bahasa yang direncanakan. Contoh: pengembangan peristilahan, penyusunan ejaan baku, penyusunan kamus.
2. Khalayak masyarakat, mengarahkan pemakaian bahasa terhadap kelompok masyarakat yang majemuk.
Adapun hambatan dalam perencanaan bahasa:
1. Hambatan penutur, masyarakat cenderung suka menggunakan bahasa asing.
2. Hambatan tenaga, rendahnya mutu serta minat seseorang untuk belajar dan mengajarkan bahasa tersebut.
D. Pendidikan dan Pengajaran Bahasa
Pendidikan dan pengajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pendidikan merupakan proses seseorang untuk mencari ilmu sehingga menjadi pribadi yang lebih baik. Sedangkan pengajaran merupakan proses pengubahan pengerahuan.
Bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan, maka pewarisan dalam kemampuan berbahasa dilakukan melalui jalur pendidikan. Itulah mengapa pembinaan dan pengembangan bahasa paling dominan dilakukan melalui jalur pendidikan.
Dalam penerapan bahasa di sekolah, guru juga harus banyak membekali siswa tentang pengetahuan serta pemahaman aturan-aturan sosiolinguistik terutama berkaitan dengan aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi sosiolinguistik, seperti faktor sosial, sikap, tindak tutur dan sebagainya.
Adapun asas-asas keberhasilan dalam penerapan bahasa meliputi:
1. Asas psikologi
Meliputi motivasi, pengalaman sendiri, keingintahuan, perbedaan individual.
2. Asas materi dan metode
Meliputi pembelajaran materi dan metode secara bertahap. Misalnya dari mudah ke sulit.
No comments:
Post a Comment