Sunday, January 26, 2020

Makalah Paradigma Metopen Pendidikan

A. Pengertian Paradigma
Paradigma merupakan sejumlah proporsi yang menjelaskan bagaimana dunia dihayati, mengandung pandangan mengenai pandangan dunia atau world view, suatu cara untuk memecah belah kompleksitas dunia nyata. Paradigma juga dapat berarti cara pandang mengenai suatu hal dengan dasar tertentu. Penggunaan paradigma yang berbeda akan menghasilkan pemaknaan yang berbeda pula mengenai sesuatu. Hal ini disebabkan karena setiap paradigma mempunyai asumsi dasar yang berbeda beda, seperti yang diungkapkan oleh Nauman (2006) bahwa paradigma adalah kerangka pikir umum mengenai teori dan fenomena yang mengandung asumsi dasar, isu utama, desain penelitian dan serangkaian metode untuk menjawab suatu pertanyaan penelitian. 
secara konsep, paradigma adalah asumsi asumsi dasar yang diyakini ilmuwan dan menentukan cara dia memandang gejala yang ditelaahnya. dapat meliputi kode etik maupun pandangan dunia yang mempengaruhi jalan pikiran dan perilaku ilmuwan dalam berolah ilmu.  Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma menunjukan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.
B. Pengertian Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif dianggap sebagai metode baru, karena popularitasnya yang belum lama, sering disebut sebagai metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni, dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestai terhadap data yang ditemukan di lapangan. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitianya dilakukan pada kondisi yang alamiah ( natural setting ) disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya , disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.  Menurut Kirk dan Miller penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental tergantung pada pengalaman manusia dalam kekhasanya sendiri dan berhubungan dengan orang orang tersebut dalam bahasa dan peristilahanya.   Sedangkan menurut Strauss dan Corbin yang dimaksud penelitian kualitatif adalah jenis yang menghasilkan penemuan penemuan yang tidak dapat dicapai atau diperoleh dengan menggunakan prosedur statistik atau cara dari kuantifikasi atau pengukuran. Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial dan sebagainya. Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus menggunakan diri mereka sebagai instrumen, mengikuti asumsi asumsi kultural sekaligus mengikuti data.
C. Paradigma metodologi penelitian kualitatif
Secara ringkas ada 4 hal yang dapat dijadikan landasan untuk memahami paradigma dalam penelitian, yaitu persepsi terhadap realita, artinya bagaimana seorang peneliti memandang realita yang ada. Kedua, persepsi terhadap hakikat manusia yaitu bagaimana manusia memahami dirinya. Ketiga, sifat dasar ilmu pengetahuan yaitu bagaimana memperoleh dan memahami ilmu pengetahuan. Dan yang keempat adalah tujuan penelitian. Berdasarkan empat hal tersebut, paradigma dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut. 
1. Paradigma Positivisme / Fungsionalis
Paradigma positivisme / fungsionalis menurut Sarantakos (1995) merupakan paradigma yang sangat dominan digunakan dalam konstruksi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan juga dalam penelitian. Karena posisinya yang dominan daripada paradigma yang lain, maka paradigma ini juga disebut paradigma arus utama. Paradigma positivisme menganggap realitas itu betul betul ada secara nyata, dan dapat diselidiki secara terpisah peneliti dan obyek yang diteliti adalah independen, dan peneliti mampu meneliti obyek tanpa mempengaruhi obyek atau dipengaruhi oleh keadaanya. Cara menelitinya bisa dengan percobaan sehingga dapat dikontrol obyektivitasnya. Positivisme sendiri berasal dari kata “positif”, kata positif disini sama artinya dengan faktual yaitu apa yang berdasarkan fakta fakta.
2. Paradigma Interpretif
Paradigma ini merupakan paradigma yang berupaya memahami perilaku manusia. Paradigma ini memberikan penekanan kepada peranan bahasa, interpretasi, dan pemahaman.
3. Paradigma kritis
Paradigma ini mengambil akar pemikiran Plato, Hegel dan Marx yang melihat realitas sosial sebagai sesuatu yang tidak diciptakan oleh alam, tetapi diciptakan oleh manusia. Para ahli dalam paradigma ini membedakan apa yang ada di permukaan dengan realitas itu sendiri.
4. Paradigma Postmodern
Posmodernisme adalah sebuah cara pandang yang mencoba menempatkan dirinya diluar paradigma modern dalam arti bahwa ia menilai modernisme bukan dari kriteria modernitas, tetapi melihatnya dengan cara kontemplasi dan dekontruksi. Pada paradigma postmodern kebenaran tidak terbayangkan sehingga manusia perlu aktif untuk membangun dan memaknainya. Paradigma ini, meskipun mengakui tentang realitas obyektif, akan tetapi pengertianya tidak dapat ditangkap secara sempurna dan mengandung serba kemungkinan, karena kelemahan intelektual manusia dan fenomena alam yang mudah berubah.

Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia

 Urgensi Penerapan Pendidikan Moral Bagi Masa Depan Indonesia Oleh : Sukron Ibnu Rofiq Banyak kasus pelanggaran di Indonesia yang mencermink...